MENTERI Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi, kemarin, menggelar pertemuan dengan panitia Konferensi Asia Afrika (KAA) yang akan diselenggarakan di Jakarta dan Bandung sepanjang 19-24 April mendatang. "Hari ini (kemarin) Menteri Luar Negeri baru saja menggelar pertemuan dengan para panitia KAA untuk membahas berbagai hal teknis dengan sejumlah aspek terkait," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia, Armanatha Nasir, dalam press briefing di Kantor Kemenlu, Jakarta, kemarin.
Menurut Armanatha, sebanyak 54 negara telah menyatakan konfirmasi kehadiran dengan berbagai tingkatan dalam KAA. Beberapa kepala negara lain pun telah mengindikasikan secara informal bahwa mereka akan datang, tetapi belum dapat dipastikan. Selain kepala negara, tiga wakil kepala negara juga me-ngonfirmasi kehadiran mereka, dan sisanya dari tingkat menteri juga perwakilan khusus. Jumlah itu diharapkan akan terus bertambah menjelang penyelenggaraan KAA yang tinggal 10 hari lagi. Selain itu, ada pula 17 negara peninjau yang diagendakan menghadiri KAA, termasuk beberapa negara dari Amerika Latin, Eropa, dan Australia.
"Tingkatan yang dikirim dari negara-negara peninjau itu tergantung negara masing-masing, hendak mengirimkan pada level apa," imbuh Armanatha. Sementara itu di Yogyakarta, kemarin, Menlu Retno mengingatkan seluruh isi Deklarasi Bandung atau Dasasila Bandung yang dihasilkan pada KAA 1955 masih relevan hingga sekarang. Saat ini, terang Retno, negara-negara di Asia dan Afrika masih menghadapi berbagai masalah, antara lain kemiskinan dan peperangan. "Karena itu, dengan semangat Konferensi Asia Afrika ini, kerja sama yang lebih erat harus dikembangkan," kata Retno saat membuka pertemuan ilmiah bertajuk Bandung Conference and Beyond: Rethinking International Order, Identity, Security, and Justice in a Post-Western World, di Balai Senat Universitas Gadjah Mada.
Menlu juga menjelaskan kerja sama antarnegara di Asia sudah berlangsung lama, demikian pula di Afrika. Namun, lanjut dia, harus diakui bahwa kerja sama regional Asia dengan Afrika sejauh ini belum ada. "Kerja sama antara Asia dan Eropa, Asia dan Amerika Latin sudah ada. Namun untuk kerja sama Asia dan Afrika belum ada," kata dia.
Retno pun menegaskan kerja sama Asia dan Afrika sangat perlu dikembangkan. "Karena itu Indonesia akan memprakarsai kerja sama yang erat antara Asia dan Afrika. Indonesia pun tidak bisa sendirian untuk membangun kerja sama yang erat itu," terangnya. Pemerintah RI juga bakal mengusulkan pembentukan Asia Africa Center saat peringatan KAA ke-60 di Bandung. "Pembentukan Asia Africa Center sebagai pusat aktivitas, pertukaran pengetahuan dan diskusi, serta memperkuat hubungan Asia Afrika," ucap Retno.