Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
DUA perusahaan perbankan raksasa asal Jerman, Deutsche Bank dan Commerzbank, siap melakukan merger. Langkah itu diyakini sebagai jalan untuk menjadi jawara nasional dalam industri jasa keuangan.
Pemerintah Jerman di bawah kepemimpinan Kanselir Angela Merkel, telah mendesak kedua perusahaan untuk mengeksplorasi ikatan yang dapat menghindari tekanan pesaing asing. Di samping itu, merger dinilai mampu menguatkan kinerja korporasi perbankan yang berperan dalam pembiayaan sejumlah korporasi berbasis ekspor.
Baca juga: Piala Dunia 2022 Berpotensi Memperuncing Konflik Teluk Arab
Kedua perusahaan pemberi pinjaman bergulat dalam restrukturisasi menyakitkan selama bertahun-tahun. Kinerja laba yang tergerus menimbulkan opsi merger. Manajemen Deutsche Bank mengatakan pihaknya masih meninjau sejumlah opsi strategis. Sekaligus, mengonfirmasi pembicaraan dengan Commerzbank. Namun, pihak Deutcsche Bank belum bisa memastikan pelaksanaan transaksi.
Di lain sisi, Commerzbank mengungkapkan kedua belah pihak telah sepakat untuk memulai diskusi terbuka mengenai potensi merger. Apabila merger terwujud, kedua bank akan bertransformasi sebagai raksasa perbankan, mendekati bank terbesar Perancis, BNP Paribas. Kapitalisasi pasar Deutsche Bak mencapai 16,1 miliar euro, sedangkan Commerzbank sebesar 8,9 miliar euro.
"Kita harus menangkap peluang ketika itu muncul. Konsolidasi di sektor perbankan Jerman dan Eropa merupakan topik yang penting bagi kami," ujar CEO Deutsche Bank, Christian Sewing, kepada karyawannya melalui surat resmi.
"Tujuan utama kami adalah tetap menjadi bank global dengan bisnis pasar modal yang kuat. Berdasarkan posisi terdepan dalam pasar internal Jeman dan Eropa, ditambah dengan jaringan global," imbuhnya.
Pekan lalu, Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz mendapat laporan pegerakan saham kedua bank. Laporan disertai konfirmasi pembicaraan antara perusahaan pemberi pinjaman, yang meminta pemerintah berperan adil dalam negosiasi. Berbagai kritik terkait kesepakatan potensial, menyoroti pelemahan kinerja Deutsche Bank dan Commerzbank. Menggabungkan dua perusahaan yang tengah sakit dinilai tidak akan berdampak signifkan.
"Menyatukan dua pihak dalam satu topangan tidak akan menghasilkan seorang pelari cepat," tukas Markus Kienle dari SdK, asosiasi yang mewakili pemegang saham ritel berskala kecil.
Sebagian saham Commerzbank masih dimiliki pemerintah Jerman, setelah mengambil langkah akuisis Dresdner Bank yang bermasalah pada 2009 lalu. Proses tersebutu melewati restrukturisasi yang rumit. Deutsche Bank juga melakukan perombakan pada tahun lalu. Namun, langkah itu hanya menggiring awan hitam di tengah upaya melawan kejatuhan finansial selama bertahun-tahun.
Setiap merger potensial semestinya dapat mengatasi beragai masalah. Mulai dari penggabungan sistem teknologi informasi (IT), penyatuan budaya perusahaan dan tantangan pasar dari rekapitalisasi raksasa. Dua serikat pekerja Jerman menolak gagasan merger antara dua perusahaan bank tersebut.
Serikat pekerja Verdi mengkhawatirkan nasib 10 ribu karyawan yang menghadapi bahaya imbas merger. Ribuan karyawan berpotensi dirumahkan sebagai upaya perluasan restrukturisasi. Kendati demikian, mengawinkan dua bank swasta terbesar Jerman tampaknya mendukung semangat baru Berlin untuk membangun kekuatan semacam itu.
Baca juga: PM Ardern Enggan Sebut Nama Pembunuh
Menteri Ekonomi Jerman, Peter Altmaier, telah menemuinya mitranya, Menteri Keuangan Perancsi, Bruno Le Maire, terkait seruan kepada Uni Eropa untuk melonggarkan regulasi merger. Dengan begitu, penciptaan bisnis yang mendunia semakin terbuka. Sebelumnya, Brussel menolak merger antara Siemens dan Alstom.
Pengawas perbankan Eropa kerap mendesak merger antara perusahaan pemberi pinjaman, demi mewujudkan sektor keuangan yang lebih tangguh. Namun, mereka cenderung menyukai perkawinan lintas negara untuk menghindari penumpukan masalah domestik. (AFP/OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved