Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Aksi Heroik Pengungsi Afghanistan

AFP/Denny Parsaulian Sinaga/I-1
18/3/2019 00:15
Aksi Heroik Pengungsi Afghanistan
(Anthony WALLACE / AFP)

KETIKA pengungsi Afghanistan, Abdul Aziz, melihat seorang pria mengacungkan senjata di luar masjidnya di Christchurch, ia berlari ke arah penyerang bersenjata tersebut.

Tujuh orang terbunuh ketika seorang kulit putih menyerbu Masjid Linwood-masjid kedua yang ia serang pada Jumat-ketika para jemaah salat Jumat di masjid.

Polisi telah mengamankan pelaku serangan. Pria Australia atas nama Brenton Tarrant, 28, yang menyiarkan aksi penembakan tersebut melalui Facebook, telah hadir di persidangan pada Sabtu (16/3).

Dia dikembalikan ke tahanan tanpa pembelaan dan dijadwalkan kembali hadir di persidangan pada 5 April mendatang.

Jumlah kematian bisa jauh lebih tinggi jika bukan karena tindakan heroik Aziz, yang berupaya untuk mengalihkan dan mengusir pria bersenjata itu dengan melempar mesin EDC (alat pembayaran menggunakan kartu kredit/debit) pada pelaku penembakan, menuai pujian luas.

"Anda tidak punya banyak waktu untuk berpikir, apa pun yang Anda pikirkan, Anda lakukan saja, Anda tahu," kata Aziz kepada AFP, ketika umat Islam setempat bersyukur untuk menyelamatkannya dari kerabat dan teman.

Aziz dan keempat putranya sedang beribadah di masjid ketika mereka mendengar bunyi tembakan senjata keras di luar gedung.

Awalnya mengira seseorang sedang menyalakan petasan, Aziz menjadi curiga dan berlari keluar dari masjid, mengambil alat pengolah kartu kredit kecil.

Di luar, dia terkejut menemukan seorang pria bersenjata mengenakan seragam gaya militer. "Awalnya, saya tidak tahu apakah dia orang baik atau orang jahat, tetapi ketika dia mulai bersumpah, saya tahu dia bukan orang baik," katanya.

Aziz melemparkan mesin ke pelaku, Brenton Tarrant, 28, dan kemudian merunduk di antara beberapa mobil ketika pelaku melepaskan rentetan tembakan ke arahnya. Aziz kemudian mendengar salah satu putranya berseru, "Ayah, silakan kembali ke dalam!"

Aziz mengambil senapan kosong yang dibuang pria bersenjata itu dan berteriak datang ke sini berulang kali dalam upaya untuk menariknya menjauh dari putra-putranya dan warga lainnya.

Aziz, yang melarikan diri tanpa luka, mengatakan pelaku kemudian berlari kembali ke mobilnya. "Dia masuk ke mobilnya dan saya baru saja mengambil pistol dan melemparkannya ke jendela seperti panah dan menghancurkan jendelanya," ujarnya lagi.

Kisah Aziz hanyalah satu dari banyak cerita heroik akan muncul setelah salah satu serangan teror paling mematikan di Selandia Baru. Beberapa orang terbunuh ketika menghadapi pelaku untuk mencoba menyelamatkan orang lain. (AFP/Denny Parsaulian Sinaga/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya