Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Diserang, Pos Polisi Rakhine Lumpuh

Yan/I-2
11/3/2019 00:45
Diserang, Pos Polisi Rakhine Lumpuh
(Richard SARGENT / AFP)

SEMBILAN anggota kepolisian tewas dalam serangan yang dilancarkan kelompok gerilyawan di Negara Bagian Rakhine, barat Myanmar. Demikian keterangan kepolisian setempat yang dirilis kemarin.

Serangan terjadi ketika ketegangan meningkat di negara bagian yang tengah diliputi konflik etnik dan agama itu. Seperti diketahui, operasi berdarah yang dilakukan militer pada 2017, telah memaksa sekitar 740 ribu warga muslim Rohingya eksodus melintasi perbatasan ke Bangladesh.

Di lain hal, para penyelidik PBB telah menyatakan menjamin penuntutan terhadap para jenderal terkemuka atas tudingan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Namun, angkatan bersenjata Myanmar saat ini justru tengah berperang melawan kelompok militan di Rakhine.

Sebagai informasi, Tentara Arakan, dalam beberapa bulan terakhir, telah melancarkan beberapa serangan terhadap pasukan keamanan dan para pejabat Myanmar. Serangan itu sebagai bentuk perjuangan mereka mendapatkan otonomi dan hak-hak bagi orang-orang Rakhine.

Seperti serangan pada Sabtu (9/3) malam di Desa Yoetayoke, menyasar wilayah yang hanya berjarak tempuh 1 jam dari ibu kota Negara Bagian Rakhine, Sittwe. Dalam foto-foto yang diambil kantor berita AFP, terlihat mayat bergelimpangan di atas tanah, ditutupi selimut, dan genangan darah yang membasahi jalan menuju kantor polisi.

"Sembilan polisi tewas, satu terluka, dan seorang lainnya hilang," kata seorang perwira polisi senior kepada AFP. Laporan polisi juga mengatakan para pelaku penyerangan mengambil senjata yang disimpan di pos polisi.

Hingga kini, belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab dan AFP belum dapat menghubungi Tentara Arakan untuk dimintai keterangan.

Sementara itu, administrator lokal saat ini masih melakukan penyelidikan terhadap insiden tersebut. Menurut otoritas setempat, Negara Bagian Rakhine Utara tidak dapat diakses jika tidak didampingi pemerintah dan informasi sulit diverifikasi secara independen.

Di sisi lain, militer telah membawa ribuan pasukan bala bantuan dan membombardir posisi Tentara Arakan dengan artileri berat. Tidak hanya itu, ribuan warga juga diusir dari rumah mereka.

Di lain hal, sekitar 100 administrator lokal mengajukan pengunduran diri mereka secara massal bulan ini dan menyerukan pembebasan empat kolega yang ditangkap karena memiliki hubungan dengan Tentara Arakan.

Salah seorang di antaranya ialah politikus populer Rakhine, Aye Maung. Dia dituduh melakukan pengkhianatan setelah diduga menghasut warga Rakhine saat berpidato tahun lalu.

Dia dituding menghasut warga untuk melawan mayoritas etnik Bamar (Burma) di negara itu. (Yan/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya