Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

Aparat Tembak Mati Pembajak Pesawat

Ant/I-2
26/2/2019 02:20
Aparat Tembak Mati Pembajak Pesawat
(STR / AFP)

PASUKAN khusus Bangladesh menembak mati seorang penumpang yang berusaha me­masuki kokpit pesawat Biman Bangladesh Airlines, setelah dia menunjukkan senjata dan mengancam akan meledakkan pesawat.

Demikian dikatakan pihak berwenang maskapai Biman Bangladesh Airlines, kemarin. Penumpang, yang mengaku memiliki masalah pribadi dengan istrinya itu mengatakan kepada pilot bahwa dia ingin berbicara dengan Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina.

Dia mengancam akan meledakkan pesawat seraya memperlihatkan senjata. Informasi tentang upa­ya pembajakan tersebut kemudian disampaikan kepada pihak ber­wenang.

Satu regu pasukan khusus berge­rak cepat dan melakukan penge­­pungan terhadap pesawat yang te­ngah parkir di Bandara Internasional Amanat di Chittagong. Pelaku pun ditembak dan tewas akibat luka yang dideritanya.

“Kami berupaya menangkap pe­­laku dan membujuknya untuk menyerahkan diri, tapi dia menolak dan kami pun terpaksa menem­bak­nya,” kata Mayor Jenderal Militer, S M Motiur Rahman.

Menurut Rahman, pria tersebut mengancam akan meledakan pesawat yang sedang dalam perjalanan dari Dhaka menuju Dubai via Chittagong. Akibat tindakan pelaku,  pilot terpaksa melakukan pendaratan darurat di Bandara Chittagong.

Sebelum pasukan khusus berge­rak, terang Rahman, seluruh penumpang yang berjumlah 142 orang dan sebagian besar kru meninggal­kan pesawat dengan selamat. Namun, salah seorang anggota kru di­­sandera pelaku.

Sementara itu, Wakil Marsekal Uda­ra, Nayeem Hasan, yang juga Ke­tua Otoritas Penerbangan Sipil Bangladesh, mengatakan di hadap­an wartawan saat konferensi pers, bah­wa selain memegang benda se­perti pistol, pelaku juga mengatakan tubuhnya telah dipasangi alat peledak.
Menurut petugas penerbangan, ketika pesawat terbang dekat Ban­da­ra Chittagong, penumpang tersebut berdiri dari kursinya dan mencoba menuju kokpit. Seorang anggota kru mencegatnya, tetapi si pelaku mengeluarkan senjata.

Pelaku kemudian mengatakan memiliki alat peledak dan jika tidak membukakan pintu kokpit, dia akan meledakkan pesawat. Anggota kru yang lain memberi tahu hal tersebut kepada pilot dan kemudian mereka meminta izin kepada pengendali lalu lintas udara untuk melakukan pendaratan darurat.

Tidak diketahui pasti apakah pe­­laku memiliki alat peledak atau tidak. Namun, menurut pejabat senior penerbangan Bangladesh, senjata yang dipakai pelaku ialah pistol sungguhan. Pihak penerbangan  ju­ga tidak mengetahui di mana pis­tol itu disimpan sehingga bisa lolos dalam pemeriksaan keamanan bandara di Dhaka.

Kini, pertanyaan tentang keamanan tersebut akan menjadi bahan penyelidikan. Menurut informasi, pelaku diperkirakan berusia 20 ta­hun dan kemungkinan warga Bang­ladesh. (Ant/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya