PM Jepang Berupaya Perbaiki Hubungan Diplomatik dengan Korut

Tesa Oktiana Surbakti
28/1/2019 21:35
PM Jepang Berupaya Perbaiki Hubungan Diplomatik dengan Korut
( Martin BUREAU / AFP)

PERDANA Menteri (PM) Jepang Shinzo berjanji untuk memecah rasa saling tidak percaya dalam pertemuan dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un. Keniscayaan itu merupakan upaya pemulihan hubungan diplomatik antara kedua negara.

Dalam pidato utama yang menandai pembukaan parlemen Jepang, Abe juga menekankan urgensi mendorong hubungan Tiongkok-Jepang ke tahap baru. Dia juga menjanjikan anggaran besar untuk meningkatkan investasi dalam bidang infrastruktur di negara ekonomi terbesar ketiga dunia.

"Saya akan bertindak dengan tegas, dan tidak mengabaikan kesempatan untuk memecah rasa kecurigaan dari masing-masing pihak. Saya sendiri akan langsung menghadapi Pemimpin Kim, guna menyelesaikan masalah nuklir dan rudal Korea Utara, serta isu penculikan," ujar Abe.

Abe tidak memberikan kerangka waktu terkait rencana pertemuan dengan pemimpin Korea Utara. Akan tetapi, pernyataan Abe muncul setelah Kim mempersiapkan pertemuan puncak putaran kedua dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Pertemuan tersebut kemungkinan dilaksanakan akhir Februari.

"Saya akan menyoroti tujuan normalisasi diplomatik dengan menyelesaikan masa lalu yang kurang baik," imbuh Abe, menggunakan eufemisme diplomatik Jepang yang mengacu pada kerugian akibat penjajahan Jepang di Semenanjung Korea pada sebelum dan selama Perang Dunia II.

Pesan perdamaian tersebut memang kontras dari yang terjadi tahun lalu. Dalam momentum pidato parlemen, Abe menetapkan pendekatan garis keras. Dia berjanji memaksa Korea Utara untuk mengubah kebijakannya. Abe juga menggambarkan program nuklir dan rudal Pyongyang sebagai ancaman besar dan mendesak yang belum pernah terjadi sebelumnya.


Baca juga: Indonesia Kecam Serangan Bom di Gereja Filipina


Abe sudah cukup lama menggulirkan kampanye penyelesaian keributan emosional terkait penculikan warga Jepang oleh agen-agen Korea Utara, selama era Perang Dingin untuk dilatih sebagai mata-mata Pyongyang.

Di Tiongkok, Abe sempat menyatakan keinginan mengembalikan hubungan ke jalur normal seutuhnya. Pernyataan tersebut keluar setelah bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping tahun lalu. Xi dijadwalkan akan melakukan kunjungan resmi ke Jepang pada tahun ini.

"Saya sangat mengejar diplomasi dengan negara tetangga, menuju era baru. Langkah ini untuk menciptakan wilayah timur laut Asia benar-benar menjadi tanah perdamaian dan kemakmuran yang stabil," tutur Abe.

Hubungan bilateral sempat memanas pada 2012 lalu, ketika Jepang menasionalisasi sejumlah pulau yang disengketakan Tiongkok, berlokasi di Laut Cina Timur. Sampai saat ini, belum ada negara yang melakukan upaya ekstra untuk memperbaiki hubungan. Namun, komunitas investor Jepang kerap mendesak Abe agar meningkatkan hubungan dengan Tiongkok, selaku mitra dagang terbesar. Pun, wisatawan dari Negeri Tirai Bambu merupakan sumber wisatawan asing terbesar yang mendorong ekonomi negara itu.

Japan optimistis kunjungan Xi yang berjalan kondusif, menjadi kunci keberhasilan penyelenggaraan forum G20 2019, di mana Jepang menjadi tuan rumah. Pemerintah Jepang pun berharap pemimpin Tiongkok dapat menghadiri Olimpiade 2020.

Di lain sisi, Abe terbilang berhati-hati menyikapi Rusi, di tengah pertikaian teritorial atas sejumlah pulau kecil di wilayah utara Jepang. Konflik tersebut sulit diselesaikan, meski Abe cukup sering bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Sementara itu, terkait kebijakan domestik, Abe berjanji terus mendorong kenaikan pajak konsumsi dari 8% menjadi 10%. Terhadap persoalan infrastruktur, dia akan mengalokasikan anggaran sebesar 7 triliun yen atau setara US$64 miliar. Mengingat, banyak jalan dan jembatan di Jepang yang rusak parah karena terdampak bencana alam, seperti banjir dan gempa bumi. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya