Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Hekmatyar Minta Taliban Masuk Koalisi

(Ant/I-2)
18/12/2018 05:50
Hekmatyar Minta Taliban Masuk Koalisi
(AFP PHOTO / WAKIL KOHSAR)

GULBUDDIN Hekmatyar, pemimpin faksi Hezb-e-Islami di Afghanistan, mendesak Taliban agar bergabung dengannya dalam pemilihan presiden mendatang di negara yang tercabik oleh pertempuran itu.

Pemungutan suara bersejarah dalam pemilihan presiden dijadwalkan berlangsung pada April tahun depan dan Presiden saat ini Mohammad Ashraf Ghani menjadi calon terkuat.

Saat berbicara dalam satu taklimat di markas partainya di Kabul, Hekmatyar mengatakan Taliban telah didekati partainya untuk ikut dalam proses pemungutan suara dari satu landasan.

Ia juga berikrar berbagi bagian yang adil di dalam pemerintah masa depan untuk Taliban. Menurut Kantor Berita Anadolu yang dipantau Kantor Berita Antara di Jakarta, kemarin, sejauh ini Taliban tidak menanggapi pernyataan Hekmatyar.

Namun, lembaga penyiaran lokal Radio Azadi melaporkan Taliban telah meminta perunding utama Amerika Serikat, Zalmay Khalilzad, untuk menunda pemungutan suara pada April mendatang.  

Lewat diplomasi ulang-alik yang diperluas, Khalilzad dijadwalkan bertemu dengan para pejabat Pakistan di Islamabad, Pakistan, untuk mendorong terlaksananya penyelesaian damai di Afghanistan.

Selain itu, Hekmatyar mengeluarkan kecaman terhadap pemilihan anggota parlemen di Afghanistan pada Oktober lalu sebagai sebuah upa­ya sistematis yang penuh rekayasa dan kecurangan.
Untuk itu, dia menyeru agar pemerintah di Kabul menolak seluruh hasil pemungutan suara yang dilakukan tanpa pengabsahan biometrik para pemilih.

Sebagai informasi, pada awal tahun ini, Hekmatyar yang merupakan mantan pemimpin Mujahidin Afghanistan melontarkan gagasan mengenai penetapan zona aman bagi Taliban dalam upaya mendorong anggota faksi itu bergabung dalam proses perdamaian.

Namun, Zabihullah Mujahed, juru bicara Taliban, telah mengecap gagasan itu sebagai tindakan yang praktis memecah Afghanistan.

Pada Juni 2017, setelah ia kembali dari pengasingan selama 20 tahun, Hekmatyar kembali menegaskan dukungannya terhadap Ashraf Ghani.

Sebelumnya, Hekmatyar bersama Ashraf Ghani telah menandatangani kesepakatan perdamaian pada September 2016. (Ant/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya