Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
PESTA demokrasi di Bangladesh dituding tidak adil. Pasalnya, tidak ada kandidat oposisi yang ikut bertarung untuk memperebutkan kursi perdana menteri setelah ratusan anggota oposisi ditangkap.
Selain itu, Perdana Menteri petahana Sheikh Hasina juga dituduh sebagai dalang ketidakadilan tersebut. Hal itu karena dia mengabaikan standar demokrasi di Bangladesh.
Di sisi lain, Hasina mulai berkampanye sejak kemarin untuk pemilihan pada akhir 2018. Pada pemilihan nanti, lebih dari 100 juta orang akan menggunakan hak pilih mereka pada 30 Desember 2018.
Saat malam peluncuran kampanye, Partai Nasionalis Bangladesh (BNP), yakni salah satu kubu yang menolak Hasina untuk menjabat keempat kalinya, mengatakan hampir 2.000 pendukung mereka telah ditangkap aparat.
Di sisi lain, menurut polisi, mereka ditahan sejak pemilihan diumumkan pada November 2018, termasuk sejumlah kandidat yang akan maju memperebutkan kursi perdana menteri. Penangkapan dilakukan karena polisi sudah mengantongi surat perintah penangkapan.
Dalam menanggapi keterangan kepolisian, kubu oposisi mengatakan Hasina dan partainya sengaja mengaplikasikan cetak biru prapemilihan untuk melumpuhkan saingannya dan mengintimidasi para pemilih mereka.
“Pemerintah ingin mengadakan pemilu yang berat sebelah. Penangkapan ini hanya untuk menciptakan ketakutan di antara rakyat, sehingga mereka tidak memilih,” kata juru bicara BNP Rizvi Ahmed kepada AFP.
Penangkapan itu, lanjutnya, semakin mempersempit barisan oposisi yang dipimpin Khaleda Zia yang kini sudah meringkuk di balik jeruji besi selama 10 tahun karena tuduhan korupsi.
Namun, menurut para pendukung politikus berusia 73 tahun itu, tuduhan tersebut sarat dengan motif politik untuk membuat saing-an utama Hasina keluar dari arena pertarungan memperebutkan kursi perdana menteri.
BNP telah memboikot pemilihan pada 2014 lalu karena khawatir akan dicurangi. Akibatnya, Hasina terpilih kembali tanpa perlawanan. Pemilihan itu kemudian dikecam para pengamat internasional.
Kini, oposisi memilih untuk ikut bertarung dalam pemungutan suara kali ini. Namun, hanya beberapa pekan sebelum hari pemungutan suara, kubu oposisi belum mengajukan nama untuk melawan Hasina.
Sebaliknya, partai yang berkuasa yakin akan kemenangan mutlak mereka. Mereka mengatakan, beberapa jajak pendapat yang dilakukan secara independen menunjukkan Hasina mendapat dukungan luas.
“Kami 100% yakin, warga akan memilih kami karena kami bekerja untuk rakyat,” kata Jahangir Kabir Nanak, juru bicara partai berkuasa.
Sejauh ini, pemerintahan Hasina telah membawa pertumbuhan ekonomi landai selama satu dekade terakhir dan investasi infrastruktur juga rapuh. (AFP/Yan/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved