Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
SAAT musim gugur yang hangat dan sibuk menjadi kenangan dan musim dingin memperluas cengkeramannya di padang rumput Asia Tengah, hasil panen petani anggur Uzbek, Abdumutal Yuldashev, dibotolkan menuju Rusia.
Jika sekali panen lahan Yuldashev seluas 15 hektare menghasilkan buah anggur untuk disantap di meja, sekarang dia dan kelompok kecil pekerja berambisi membuat anggur di negara mayoritas muslim itu.
Musim ini timnya memanen varietas anggur Bayan Shirei dan Rkatsiteli, asli dari negara-negara Soviet Kaukasus.
Namun, di masa depan, tipe yang lebih terkenal secara internasional seperti Chardonnay dan Cabernet bisa menjadi yang terbaik hari itu, jika rencana Presiden Shavkat Mirziyoyev untuk merombak sektor ini membuahkan hasil.
Untuk saat ini, pembuatan anggur lokal masih jauh dari Chateaux Burgundy, dan beberapa ekspor masih terbatas di tahap awal, yang belum selesai dalam proses pembuatan anggur.
Uzbekistan memproduksi sekitar 20 juta liter anggur per tahun. Jauh jika dibandingkan dengan Prancis dengan produksi lebih dari 4 miliar liter.
Di sebuah pabrik di dekat pertanian Yuldashev, sebagian besar pekerja perempuan mengenakan seragam putih mengawasi botol-botol jus anggur yang ditekan dan semuanya akan dikirim ke Rusia untuk disempurnakan.
Gayrat Ashurov, direktur pabrik itu, mengatakan, 180 petani lokal, termasuk Yuldashev, membawa buah anggur mereka ke pabrik.
Keringanan pajak dan insentif lain untuk produsen anggur ditetapkan dalam dekrit presiden dirancang dengan tujuan memperkuat operasi ‘anggur ke gelas’.
Selain Soviet, Uzbekistan mengincar pasar di Eropa dan Tiongkok. Hampir tiga dekade setelah pecahnya Uni Soviet, orang Uzbek masih lebih cenderung minum vodka daripada anggur. Sementara itu, peran Islam yang tumbuh di masyarakat melarang untuk meminum keduanya.
Meskipun pembuatan anggur di Uzbekistan memiliki sejarah panjang, itu hanya diperkenalkan pada skala industri pada abad ke-19 selama periode kekaisaran Rusia. Pabrik anggur pertama didirikan pada 1868 oleh pedagang Rusia Dmitry Filatov.
Tom Whittington, dari firma investasi anggur Cult Wines, berbasis di London, mempertanyakan pasar apa yang dicari negara itu. “Anggur Uzbek, dalam jangka pendek, tidak akan bersaing dengan anggur yang bagus dari dunia lama dan baru,” katanya. (AFP/Denny Parsaulian Sinaga/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved