Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Tiongkok Bertekad Hilangkan Kemiskinan di 2020

Sri Purwandhari
13/11/2018 15:50
Tiongkok Bertekad Hilangkan Kemiskinan di 2020
Diskusi pengentasan kemiskinan di Beijing Tiongkok(MI/Sri Purwandhari)

TIONGKOK merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat saat ini. Pemerintahnya misalnya menawarkan peluang investasi yang menarik diiringi pembangunan infrastruktur yang maksimal. Jadi, wajarlah bila pertumbuhan ekonominya mencapai 6%.

Kendati sudah terbilang berhasil, tapi ternyata Tiongkok masih menghadapi masalah kemiskinan. "Jumlah warga miskin ada 30 juta saat ini. Jumlah ini turun drastis sejak dilakukan reformasi 40 tahun lalu," kata Chief Economist di China Center for International Economic Exchanges (CCIEE), Chen Wenling saat menerima kunjungan jurnalis dan akademisi Indonesia di Beijing, pekan lalu.

Chen menambahkan bahwa 40 tahun lalu kondisi Tiongkok kalah dari Indonesia. "Ada 770 juta rakyat yang miskin," ujar Chen. "Menurut standar PBB, kategori miskin sekali adalah bila pendapatannya hanya US$1 per hari," lanjutnya.

Pemerintah Tiongkok bertekad untuk mengentaskan kemiskinan tahun 2020. Caranya adalah dengan meningkatkan perekonomian di dalam dan luar negeri. "Makanya kami membuat suatu platform agar bisa berkembang bersama sekaligus membantu negara tetangga agar kita sama-sama menjadi negara yang kaya dan kuat," ungkap Chen.

Adapun platform yang dimaksud adalah Belt and Road Initiative (BRI) atau Jalan Sutra Abad 21. "Jalan sutra adalah simbol dari kebudayaan kuno. Ini adalah  jalur perdagangan yang sejak dulu sangat populer dan kini kami bangkitkan kembali konsepnya untuk mengembangkan perekonomian bersama," tutur Chen.

 Proyek BRI diumumkan Presiden Xi Jinping tahun 2013 lalu. "Konsep BRI sudah disetujui oleh pemimpin negara sepanjang BRI dan kami punya road map 64 negara yang akan bekerja sama untuk kepentingan bersama," papar Chen. "Ada 6 koridor ekonomi yang akan dibangun, antara lain Tiongkok-Asean, Tiongkok-Mongolia, dan Tiongkok-Bangladesh," imbuhnya.

Selain itu, pemerintah Tiongkok juga melibatkan pegawainya untuk mengentaskan kemiskinan. Jadi, semua pegawai negeri diwajibkan untuk membantu satu orang yang miskin agar bisa mandiri secara ekonomi.

"Orang yang saya bantu tinggal di desa. Dia penyandang disabilitas dan usianya  45 tahun. Dia punya kepandaian membuat sambal dan saat ini dia masih mencari-cari rasa yang paling pas agar bisa diproduksi massal," ujar Liou Bin, staf Kantor Urusan Luar Negeri Provinsi Guangxi, China. "Saya harus memotivasi dia, karena targetnya tahun 2020 harus tercapai. Dia harus bisa mandiri. Jika tidak berhasil, saya tidak bisa naik pangkat," sambungnya. (X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Anwar Surachman
Berita Lainnya