Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Lautan Imigran di Guatemala-Meksiko

(Atalya Puspa/I-2)
25/10/2018 04:00
 Lautan Imigran di Guatemala-Meksiko
(Johan ORDONEZ / AFP)


RIBUAN imigran dari Amerika Tengah berbondong-bondong melewati wilayah Meksiko menuju Amerika Serikat (AS). Sebagian besar dari imigran itu ialah orang tua yang membawa anak-anak.

Mereka hijrah dengan harapan bisa memperoleh taraf hidup yang lebih baik ketimbang di negara asal. Berdasarkan perkiraan yang dirilis otoritas AS, pertumbuhan imigran meningkat sangat pesat, hingga mencapai angka 7.000 jiwa.

Seorang jurnalis fotografi, Encarni Pindado, berhasil mendokumentasikan ‘lautan imigran’ yang melewati jalur Guatemala-Meksiko. Hasil jepretan Pindado memperlihatkan ribuan imigran sedang meninggalkan San Pedro Sula, Sabtu (13/10), kota asal mereka yang terkenal dengan tingkat kriminal tinggi.

Para imigran tersebut melewati jalur Guatemala menuju Nueva Ocotepeque. Seperti dikutip dari BBC, mereka berpindah ke AS dengan harapan terlepas dari kelompok kriminal di negara mereka yang sangat meresahkan dan berharap bisa memulai hidup baru.

Namun, Presiden AS Donald Trump telah membuat sebuah regulasi baru untuk menghadang para imigran. Dalam aturan tersebut, secara tegas diatur bahwa para imigran gelap tidak diperbolehkan tinggal di wilayah Amerika Serikat.

“Ketika Anda melihat rombongan ataupun seseorang yang datang secara ilegal ke negara kita, yang patut disalahkan ialah demokrasi yang tidak membuat peraturan mengenai imigran gelap!” kecam Trump.

Lewat cicitan di akun Twitter-nya, Trump juga mengungkapkan kejahatan yang muncul di AS yang dituding sebagai ulah para imigran gelap.

Tanpa batas
Kebijakan Trump yang membatasi langkah para imigran langsung menuai protes. Di sebuah rombongan imigran, seorang pria membawa tulisan besar berbunyi ’Imigrasi bukanlah sebuah tindak kriminal, ayo hidup bebas tanpa batas’.

Mereka sebagian besar berasal dari Honduras dan bersiap memasuki Meksiko. Tak lupa, rombongan itu membawa serta bendera negara mereka.

Di sisi lain, ribuan anggota kepolisian Meksiko telah bersiap menghalau dari sisi lain. Sebelumnya, Meksiko sudah menegaskan bahwa negara itu akan menghadang siapa pun yang tidak memiliki paspor atau visa masuk ke negara mereka.

Para petugas bersiap siaga di gerbang perbatasan untuk memeriksa satu per satu dokumen para imigran. Dalam sehari, hanya diperbolehkan 300 orang melintasi perbatasan.

Dengan begitu, lebih dari 5.000 orang kini tengah menanti di jembatan perbatasan. Tragis, dalam penantian, sejumlah imigran pingsan akibat kepanasan dan kelelahan setelah berjalan selama enam hari.

Tidak hanya itu, sesaknya jalur Guatemala yang dipadati imigran telah menimbulkan baku hantam antara pihak kepolisian dan para pencari suaka. (Atalya Puspa/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya