Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Saudi Harus Segera Pulihkan Citra

Denny Parsaulian
21/10/2018 09:13
Saudi Harus Segera Pulihkan Citra
(AFP)

SETELAH berminggu-minggu menyangkal, Arab Saudi akhirnya membenarkan jurnalis Jamal Khashoggi, 59, terbunuh di dalam konsulatnya di Kota Istanbul, Turki. Pihak Saudi harus segera memulihan citra.
Saudi mengatakan, kemarin, koresponden Washington Post di Turki meninggal dalam perkelahian di gedung konsulat itu.

Seiring dengan pernyataan itu, Riyadh mengumumkan menangkap 18 warga Saudi sehubungan dengan penyelidikan mereka dan memecat 2 pembantu utama Putra Mahkota Mohammad bin Salman.

Pihak Saudi tidak memberikan penjelasan siapa ke-18 orang yang ditahan pihak berwenang. Pun tidak dijelaskan di mana jenazah Khashoggi berada. Namun, Wakil Kepala Intelijen Ahmad al-Assiri dan penasihat media pengadilan kerajaan Saud al-Qahtani, keduanya bagian dari lingkaran dalam Pangeran Muhammad, dipecat.

Sebelum pengakuan oleh pihak Saudi, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara dengan Raja Saudi Salman bin Abdulaziz pada Jumat (19/10) malam waktu setempat.

Dalam percakapan via telepon itu, kedua pemimpin membahas hilangnya Khashoggi sejak 2 Oktober lalu. Erdogan dan Raja Salman setuju terus melanjutkan kerja sama dalam penyelidikan kasus ini.
Khashoggi, seorang kritikus Mohammad bin Salman, hilang setelah memasuki konsulat di Istanbul untuk mendapatkan dokumen pernikahannya yang akan datang.

Para pejabat Saudi sebelumnya membantah Khashoggi terbunuh dan terpotong-potong di dalam fasilitas diplomatik itu. Mereka bahkan berkeras Khashoggi meninggalkan konsulat sebelum menghilang.

Tak dapat diterima
Pengakuan dari pihak Arab Saudi soal kematian Khashoggi itu mendapat tanggapan beragam.
Presiden AS, Donald Trump, mengatakan penjelasan Arab Saudi soal Khashoggi terbunuh dapat dipercaya. Ini memperjelas apa yang terjadi di konsulat itu tidak dapat diterima. Berbicara kepada wartawan di Pangkalan Angkatan Udara Luke di Arizona, ia mengatakan kematian Khashoggi merupakan peristiwa mengerikan yang belum diketahui.

Namun, Trump mencatat pengumuman tentang kematian jurnalis Khashoggi ialah langkah pertama yang baik. "Arab Saudi telah menjadi sekutu besar, tetapi apa yang terjadi tidak dapat diterima," kata Trump.
Dia juga mengatakan lebih suka memberi sanksi terhadap Riyadh bukan membatalkan kesepakatan pertahanan bernilai miliaran dolar.

Terkait hal itu, Prancis membekukan beberapa kunjungan politik ke Saudi. "Sangat serius dan mengkhawatirkan," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron. Ia mengatakan keputusan itu dibuat melalui koordinasi dengan negara lain di Eropa, termasuk Inggris, Jerman, dan Belanda.

Sebelumnya, aksi unjuk rasa marak di sejumlah negara, termasuk Indonesia, mengecam pembunuhan sadis terhadap Khashoggi.

Direktur Pusat Kajian Timur Tengah dan UI Abdul Muta'ali mengatakan Khashoggi ialah  jurnalis progresif. Informasi yang disampaikan tajam mengundang banyak ancaman bagi Arab Saudi. "Kerajaan pada kondisi ini sulit untuk tidak mengakui tragedi di konsulat itu," ujarnya saat dihubungi tadi malam.

Kasus Khashoggi, lanjutnya, akan menentukan karier sang Putra Mahkota, Muhammad bin Salman. "Di internal kerajaan diduga ada friksi negatif. Ada kecenderungan Raja Salman dikendalikan sang Putra Mahkota," tandasnya.

Guru Besar Hukum Internasional UI Prof Hikmahanto Juwana menilai persoalan Jamal Khashoggi perlu diselesaikan oleh pemerintah Arab Saudi sendiri mengingat hal itu berkaitan dengan perebutan kekuasaan di tubuh kerajaan. "Mereka pun sudah melakukan sejumlah tindakan termasuk (akan) mencopot Putra Mahkota," tutur Juwana, tadi malam.

Ia pun menilai pencopotan itu, jika memang terealisasi, merupakan suatu upaya dari pemerintah Arab Saudi guna menyelesaikan persoalan yang ada dan mengembalikan citra baik dari kerajaan.  (AFP/Dro/X-4



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya