Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO), Rabu (4/2) waktu setempat, mencatat kasus Ebola baru di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone pada pekan akhir Januari. Tanda yang mengkhawatirkan itu menjadi yang pertama dalam 2015. "Insiden kasus Ebola per pekan meningkat di ketiga negara tersebut untuk pertama kalinya pada tahun ini," ungkap pernyataan lembaga yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa itu.
WHO mencatat, selama tujuh hari menjelang 1 Februari, ada 124 kasus baru yang dikonfirmasi di tiga negara Afrika Barat yang paling terdampak. Padahal, pemerintah Liberia sempat mencabut status darurat Ebola pertengahan November tahun lalu dan menyatakan telah berhasil melawan virus mematikan itu.
Jika dilihat dari rincian sebaran kasus Ebola yang baru, WHO mengonfirmasi 39 kasus baru di Guinea, tempat wabah bermula pada Desember 2013, dengan setidaknya 11 kasus baru itu terkait dengan prosesi penguburan yang tidak aman untuk satu jasad korban. Sepekan sebelum itu, negara tersebut mengonfirmasi 30 kasus Ebola baru.
Adapun di Liberia, otoritas mengonfirmasi lima kasus baru Ebola pekan lalu, meningkat dari seminggu sebelumnya. Sementara itu, di Sierra Leone, ada 80 kasus baru infeksi, meningkat dari 65 kasus.
Sejauh ini, menurut data terbaru WHO, virus Ebola telah menginfeksi 22.495 orang di sembilan negara dengan 8.981 orang meninggal. Kasus Ebola sedianya diperkirakan melebihi itu karena masih banyak warga yang enggan, bahkan takut melapor, jika mengalami gejala yang mirip infeksi Ebola.
Penguburan tidak aman
Akhir tahun lalu, penurunan secara tajam kasus Ebola memunculkan optimisme bahwa bencana penyakit mematikan tersebut akan segera berakhir. Namun, rupanya data terbaru menggeser optimisme tersebut. Pemicunya, salah satunya, ialah proses pemakaman.
Penguburan jasad korban Ebola secara aman menjadi prioritas dalam menyetop persebaran infeksi. Sayangnya, prosedur pemakaman yang menjadi harga mati itu tidak sepenuhnya dipatuhi sehingga menimbulkan bahaya baru.
Satu jasad korban Ebola di Prefektur Lola, Guinea Timur, dekat perbatasan Pantai Gading, awal Januari, dikubur tanpa mematuhi prosedur proteksi. Dari situ saja, menurut WHO, 11 kasus baru muncul.
Akibat kecerobohan yang mengkhawatirkan itu, WHO menyatakan dua negara berbatasan dan berdekatan dengan Guinea, yakni Mali dan Senegal, berencana menggelar pertemuan dengan pemerintah negara tersebut. Mereka akan memperkuat koordinasi dalam pengawasan kasus Ebola. Guinea mengalami 2.975 kasus Ebola, termasuk 1,944 yang menyebabkan kematian.
Situasi di Liberia, negara yang pernah tercatat paling parah terkena dampak Ebola dengan 8.745 kasus dan 3.746 kematian, untuk sementara masih terkendali. Namun, WHO menyatakan prihatin atas situasi di Sierra Leone yang peningkatan kasusnya amat tajam dengan 10.740 kasus, termasuk 3.276 kematian.
"Situasi di Sierra Leone jauh dari terkendali, dengan 12 kematian pada minggu lalu terjadi di masyarakat, bukan di pusat pengobatan Ebola, ditambah 11 kasus penguburan yang tidak aman," demikian penjelasan WHO. (AFP/I-1)
[email protected]
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved