Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
PRESIDEN Joko Widodo menerima kunjungan resmi Perdana Menteri Korea Selatan Lee Nak-yeon di Istana Merdeka, Senin (20/8).
Kunjungan Lee ke Jakarta merupakan rangkaian menghadiri Asian Games 2018 yang berlangsung di Jakarta-Palembang.
Kedatangan Lee disambut Jokowi di Ruang Kredensial Istana Merdeka. Selanjutnya Jokowi mempersilakan Lee mengisi buku tamu yang telah disediakan.
Saat menerima Lee, Jokowi didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf.
"Kami berharap Asian Games dapat mempererat persahabatan masyarakat kedua Korea, masyarakat Asia, dan juga masyarakat Indonesia dan Korea Selatan," kata Jokowi memberikan pernyataan pers bersama Lee.
Adapun Lee berterima kasih atas sambutan hangat dari Presiden Jokowi. Dia juga menyampaikan duka cita atas bencana yang mendera Lombok.
"Saya ingin menyampaikan duka cita atas bencana alam yang terjadi di Lombok," ujarnya.
Terpisah, Menteri Retno mengatakan kedatangan PM Lee ingin menunjukkan apresiasi Korea Selatan dan Korea Utara terhadap perhelatan Asian Games 2018 yang menjadi perekat kedua negara tersebut.
"Ada dua hal yang disorot secara khusus oleh PM Korsel, yaitu mengenai pembukaan yang dinilai oleh PM Korsel sangat inpresif dan berhasil. Kedua, adalah Indonesia telah berhasil menjadikan Asian Games ini sebagai perekat persahabatan dan perdamaian antara Korut dan Korsel," imbuhnya.
Untuk pertama kali dalam sejarah Asian Games, Korea menurunkan satu tim yang terdiri atas pemain dari Korea Utara dan Selatan. Tim ini memiliki 60 atlet yang turun dalam tiga cabang: bola basket, kano, dan rowing.
Terkait situasi di Semenanjung Korea, Retno mengungkapkan Lee juga mengapresiasi komitmen dan konsistensi Indonesia dalam mendukung perdamaian dan stabilitas, serta proses denukrilisasi di wilayah tersebut.
"Beliau sampaikan tidak banyak negara yg konsisten sampaikan pesan positif, dan Indonesia adalah pihak konsisten yang mendukung, berkontribusi, menciptakan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea," tandasnya.
Adapun di bidang perdagangan, kedua pemimpin negara sepakat untuk mempercepat negosiasi Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) Plus 6.
Menurut Retno, kesepakatan tersebut guna mengantisipasi kondisi perekonomian global yang sedang dilanda perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
"Kedua pemimpin berharap RCEP ini dapat segera diselesaikan negosiasinya. Karena kalau selesai, pesan kuat akan keluar bahwa integrasi ekonomi Asia berjalan baik. Dan mengirim pesan kuat soal integrasi ekonomi kawasan karena ini terdiri atas 10 ASEAN plus enam pemain besar di Asia," pungkasnya. (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved