Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
SEBANYAK 40 dari 50 korban tewas akibat serangan udara koalisi pimpinan Saudi terhadap sebuah bus di Yaman, merupakan anak-anak. Serangan tersebut juga melukai 79 orang yang 56 di antaranya merupakan anak-anak
''Serangan yang terjadi di Provinsi Saada pada Kamis (9/8) itu juga melukai 79 orang yang 56 di antaranya adalah anak-anak," kata Komite Palang Merah Internasional.
Informasi jumlah korban baru diketahu usai dilakukan pemakaman massal pada Senin (13/8). Saat pemakaman, ribuan orang melontarkan kemarahan terhadap Riyadh dan Washington.
Para pelayat mengangkat foto anak-anak dan meneriakkan slogan-slogan menentang Arab Saudi dan pemasok persenjataannya, Amerika Serikat.
Koalisi pimpinan Saudi melakukan intervensi di Yaman pada Maret 2015 saat pejuang pemberontak Houthi mendekati benteng terakhir pemerintahan Presiden Abedrabbo Mansour Hadi.
PBB mengatakan konflik yang menewaskan hampir 10.000 orang, sebagian besar warga sipil, merupakan krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Jumat (10/8) pekan lalu, Dewan Keamanan PBB menyerukan penyelidikan kredibel dalam serangan mematikan itu. Namun, hal itu terhenti oleh penyelidikan secara independen dan ahli. Sehingga muncul keraguan, penyelidikan koalisi yang dijanjikan akan transparan.
Koalisi itu telah berulang kali disalahkan karena mengebom warga sipil, termasuk serangan di aula pernikahan di kota pesisir Laut Merah Mokha pada September 2015 yang menewaskan 131 orang. Saat itu koalisi menolak bertanggung jawab.
Pada Oktober 2016, serangan udara koalisi menewaskan 140 orang di pemakaman di Ibu Kota Sanaa yang dikuasai pemberontak.
Koalisi mengakui sejumlah kecil kesalahan, tetapi menuduh pemberontak menggunakan warga sipil sebagai perisai.(AFP/OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved