Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
PEMIMPIN partai oposisi Zimbabwe, Gerakan untuk Perubahan Demokratik (MDC), menyatakan menolak hasil pemilihan presiden.
Ia mengeluarkan pernyataan tersebut, kemarin, beberapa menit sebelum Presiden petahana Emmerson Mnangagwa dinyatakan sebagai pemenang dalam pemilihan umum (pemilu) di negara itu.
Ketua MDC, Morgen Komichi, tampil di televisi untuk menyatakan penolakan di Komisi Pemilihan Zimbabwe, tempat hasil pemilihan sedang diumumkan. Sebelum diamankan polisi, Komichi mengatakan MDC tidak dapat memastikan kebenaran hasil pemilihan tersebut.
Kantor berita Xinhua melaporkan Komisi Pemilihan Zimbabwe (ZEC), kemarin, mengumumkan Emmerson Mnangagwa sebagai pemenang pemilihan presiden dan akan menjalankan jabatan presiden untuk periode kedua.
Di lain hal, partai berkuasa berhasil merebut dua pertiga kursi parlemen dalam pemilihan pertama yang digelar sejak penguasa lama Robert Mugabe jatuh dari kekuasaan.
ZEC, kemarin pagi waktu setempat, mengumumkan bahwa Mnangagwa mendapat 2.460.463 suara, yang merupakan 50,8% dari total suara.
Saingan terberatnya, Nelson Chamis dari koalisi oposisi MDC Alliance, mendapat 44,4% suara. Dua puluh satu kandidat presiden lainnya berbagi suara sisa.
Sementara itu, dalam pidato kemenangannya, Mnangagwa mengatakan ia merasa terhormat dengan kemenangan tersebut.
"Walaupun kita mungkin telah terpecah dalam pemilihan, kita bersatu dalam mimpi-mimpi kita. Ini adalah awal baru. Mari kita bergandengan tangan, dalam perdamaian, kesatuan, dan kasih sayang, serta bersama-sama membangun Zimbabwe yang baru bagi semua," kata Mnangagwe.
Ia mengeluarkan pernyataan itu setelah satu pekan, yang pada awalnya merupakan pemilihan yang damai, berubah menjadi kekerasan maut di ibu kota negara.
Mnangagwa, 75, merupakan presiden eksekutif kedua Zimbabwe setelah mantan Presiden Robert Mugabe yang naik ke tampuk ke kuasaan pada 1987.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved