Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PERDANA Menteri Jepang Shinzo Abe pada, Sabtu (16/6), menyerukan kepada pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un untuk bersama-sama mengatasi ketidakpercayaan satu sama lain. hal itu sebagai upaya menegaskan diperlukannya KTT Jepang-Korea Utara.
"Saya ingin maju selangkah dan menyelesaikan masalah (penculikan) setelah masing-masing dari kami menghilangkan ketidakpercayaan bersama kami," kata Abe.
Dalam wawancara di televisi, Abe mengatakan pemerintahnya telah menghubungi pihak Korut melalui berbagai saluran, berupaya untuk mengatur pertemuan dengan Kim.
Selama pembicaraan bersejarah dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Singapura pada Selasa (12/6), Kim dilaporkan bersikap terbuka untuk bertemu dengan Abe.
Jepang menginginkan pembicaraan itu untuk mendorong isu emotif warga yang diculik oleh Korut beberapa dekade lalu. Dia melihat hanya ada sedikit pergerakan, meskipun ada gejolak diplomasi internasional dalam beberapa bulan terakhir.
Abe telah mengatakan secara terbuka bahwa dia akan bersedia bertemu Kim untuk menyelesaikan masalah penculikan. "Saya memiliki misi yang kuat untuk menyelesaikan masalah ini dengan tanggung jawab saya sendiri," tambahnya.
Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono sedang mempertimbangkan pembicaraan dengan Korut di sela-sela pertemuan utusan ASEAN di Singapura yang dimulai pada akhir Juli, seperti diberitakan Yomiuri Shimbun.
Selama wawancara, Abe menyatakan kesiapan untuk membiayai biaya denuklirisasi di Korut, sebagaimana disetujui Kim dalam pernyataan bersama Kim-Trump di Singapura.
"Wajar bagi Jepang dan negara-negara lain untuk menanggung biaya karena akan mendapat manfaat dari mengurangi kekhawatiran senjata nuklir untuk menanggung biaya," imbuh Abe.
Namun, Abe memperingatkan Tokyo tidak memiliki rencana untuk memberikan bantuan keuangan kepada Pyongyang tanpa resolusi masalah penculikan.
Masalah warga Jepang yang diculik pada 1970-an dan 1980-an untuk membantu memata-matai kereta api Pyongyang telah lama memperburuk hubungan yang sudah tegang antara Tokyo dan Pyongyang.
Pemerintah Jepang secara resmi telah mendaftarkan 17 orang sebagai korban penculikan, tetapi diduga masih ada puluhan orang yang diculik.
Jepang telah mempertahankan posisi garis keras terhadap Korut meskipun diplomasi ditingkatkan dalam beberapa bulan terakhir dan belum adanya pembicaraan langsung dengan Korut, tidak seperti Korsel, Tiongkok, dan AS. (AFP/OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved