Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
CAMBRIDGE Analytica (CA), firma analis perdagangan Inggris yang memutuskan berhenti beroperasi setelah gagal bangkit dari skandal data Facebook, pertama kali terlibat skandal Maret ketika mantan analis CA asal Kanada Christopher Wylie, angkat bicara.
Pemuda 28 tahun itu mengungkapkan bahwa CA telah menciptakan profil psikologis puluhan juta pengguna Facebook melalui aplikasi ramalan kepribadian. Informasi ini langsung menggema di seluruh dunia. Dan nilai pasar raksasa media sosial itu turun miliaran serta menarik perhatian para politisi dan regulator di kedua sisi Atlantik.
Keadaan menjadi lebih buruk bagi CA setelah CEO Alexander Nix diskors beberapa hari setelah dia difilmkan oleh wartawan yang menyamar soal cara memenangi kampanye politik, melalui pemerasan dan perangkap.
Ketika krisis semakin besar, CEO Facebook Mark Zuckerberg terpaksa meminta maaf kepada miliaran penggunanya di tengah-tengah eksodus yang kecil pengguna namun terus bertambah dari situs tersebut.
Zuckerberg akhirnya muncul di hadapan Kongres selama dua hari. Dia diberondong banyak pertanyaan oleh anggota Kongres. Dan sejak itu, dia bersumpah untuk merombak cara Facebook membagikan data penggunanya.
Di Inggris, para regulator melakukan penyidikan terhadap CA, dengan menggeledah kantornya di London, dan kemudian memperluas penyelidikan ke 30 organisasi, termasuk Facebook.
Pengungkap fakta kedua dari perusahaan itu juga muncul pada sidang parlemen pada April yang mengklaim data pribadi warga Inggris mungkin telah disalahgunakan untuk kampanye pro-Brexit menjelang referendum 2016 di mana saat itu Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa.
Awal bulan ini, Facebook menaikkan jumlah orang yang terkena dampak, mengakui bahwa hingga 87 juta pengguna mungkin datanya telah dicuri.
CA dengan keras membantah mengeksploitasi data itu untuk kampanye pemilihan Trump. CA mengklaim telah menghapus data yang diperoleh dengan pelanggaran seperti persyaratan layanan jaringan sosial. Pada konferensi pers di London pekan lalu, juru bicara CA mengklaim perusahaan itu bukan penjahat dan tidak melakukan pelanggaran hukum.
CA mempekerjakan pengacara Inggris, Julian Malins, untuk melakukan penyelidikan independen terhadap apa yang disebut sebagai spekulasi yang kurang informasi dan tidak akurat dan laporannya telah diposting di situs webnya, Rabu.
"Laporan ... menyimpulkan bahwa tuduhan itu tidak dibuktikan oleh fakta," kata CA. "CA telah difitnah untuk kegiatan yang tidak hanya legal, tetapi juga diterima secara luas sebagai komponen standar dari iklan online di arena politik dan komersial," tambahnya.
Tetapi perusahaan mengakui krisis telah mengambil terlalu banyak korban dan mengatakan dewannya telah menunjuk pengacara di Inggris untuk mengawasi proses kepailitan, dan akan mengikutinya di Amerika. CA mengatakan bahwa meskipun kondisi keuangannya genting, itu dimaksudkan untuk sepenuhnya memenuhi kewajibannya kepada karyawannya.
Damian Collins MP, Ketua Komite Parlemen yang mengadakan dengar pendapat tentang masalah ini dan menanyai Nix Februari lalu dan eksekutif Facebook bulan lalu, memperingatkan CA tidak diizinkan untuk menghapus riwayat data mereka dengan menutup perusahaan. "Investigasi terhadap pekerjaan mereka sangat penting," tambahnya. (AFP/OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved