Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Cambridge Analytica Berhenti Beroperasi Akibat Skandal Data

Denny Parsaulian
03/5/2018 20:53
Cambridge Analytica Berhenti Beroperasi Akibat Skandal Data
(AFP/Drew Angerer)

CAMBRIDGE Analytica, firma analis perdagangan Inggris, Rabu (2/5), memutuskan berhenti beroperasi setelah gagal bangkit dari skandal data Facebook. Keputusan itu diambil beberapa pekan setelah perusahaan itu berada di bawah tekanan karena dianggap membajak data 87 juta pengguna Facebook.

Perusahaan yang dikontrak Donald Trump untuk kampanyenya saat Pilpres Amerika Serikat 2016 mengklaim perusahaan itu dipersekusi menggunakan tuduhan yang tidak berdasar. Akibatnya, bisnis perusahaan itu terpuruk.

"Meski Cambridge Analytica berkeyakinan seluruh pegawainya bertindak sesuai hukum dan etika, pemberitaan yang bertubi-tubi menyebabkan seluruh pelanggan perusahaan ini hengkang. Akibatnya, perusahaan dirasa tidak lagi bisa beroperasi lagi," ungkap Cambridge Analytica dalam sebuah keterangan resmi.

Cambridge Analytica pertama kali tersangkut skandal Facebook pada Maret ketika mantan analis mereka, Christopher Wylie mengungkapkan bahwa perusahaan itu telah membuat profil psikologis dari puluhan juta pengguna Facebook menggunakan aplikasi peramal kepribadian.

Afiliasi dari sebuah perusahaan asal Inggris yaitu Strategic Communication Laboratories (SCL) ini memiliki kantor di London, New York, Washington, serta Brasil, dan Malaysia.

CA menarik perhatian setelah mantan ahli strategi kepala Trump Steve Bannon dilaporkan pernah duduk di dewannya dan dibiayai dengan dana US$15 juta (12,5 juta euro) oleh miliarder AS dan donatur Republik Robert Mercer.

CA pertama kali terlibat skandal Maret ketika mantan analis CA asal Kanada Christopher Wylie, angkat bicara. Pemuda 28 tahun itu mengungkapkan bahwa CA telah menciptakan profil psikologis puluhan juta pengguna Facebook melalui aplikasi ramalan kepribadian.

Informasi ini langsung menggema di seluruh dunia. Dan nilai pasar raksasa media sosial itu turun miliaran serta menarik perhatian para politisi dan regulator di kedua sisi Atlantik. (AFP/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Anata
Berita Lainnya