Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

RI Dorong Islam Moderat Menjadi Gerakan Dunia

Nur Aivanni
02/5/2018 07:50
RI Dorong Islam Moderat Menjadi Gerakan Dunia
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan yang disimak Imam Besar Al-Azhar Ahmad Muhammad Ath-Thayeb ketika pembukaan Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendekiawan Muslim Sedunia di Istana Bogor, Jabar, kemarin. KTT yang dihadiri sekitar 100 ulama d(ANTARA/WAHYU PUTRO)

PRESIDEN Joko Widodo menyerukan agar Islam wasathiyah (moderat) menjadi gerakan yang men-dunia. Oleh karena itu, para ulama harus bersatu untuk membumikan Islam wasathiyah kepada umat.

Harapan Kepala Negara itu dikemukakan saat membuka Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia tentang Islam Wasathiyah di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, kemarin.

"Kita ingin Islam wasathiyah menginspirasi para pemimpin, ulama, kaum muda, dan umat Islam agar tetap teguh pada jalur moderasi Islam. Kami yakin Islam wasathiyah menunjukkan kepada dunia bahwa Islam itu rahmatan lil 'alamin," kata Presiden.

Presiden mencontohkan di era global saat ini langkah umat Islam semakin berat dalam mengembangkan pemahaman ajaran wasathiyah di tengah pesatnya kemajuan teknologi komunikasi.

"Di satu sisi, itu memudahkan interaksi, tetapi media sosial juga kerap dipakai untuk menyebarluaskan isu-isu kebencian bahkan radikalisme," lanjut Presiden.

Di depan sekitar 100 ulama dari Indonesia, Yaman, Mesir, Iran, Maroko, Italia, dan AS tersebut, Jokowi memperkenalkan bangsa Indonesia yang hidup dalam keberagaman. Meskipun beragam, Indonesia mampu menjaga persaudaraan, toleransi, perdamaian, dan persatuan. "Namun, sebagai bangsa majemuk, kami tidak boleh lengah sedikit pun."

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Didin Hafidhuddin meyakini Indonesia bisa menjadi embrio kelahiran bangsa yang moderat.

"Islam moderat mengedepankan toleransi (tasamuh), kebersamaan, kejemaahan, dan dapat dirasakan semua umat. Islam wasathiyah tidak keras, tetapi menaungi semua kelompok. Itu yang digaungkan Indonesia melalui MUI. Dunia membutuhkan kehadiran Islam wasathiyah untuk menghindari konflik. Konflik terjadi karena ada paham radikal di sejumlah negara, termasuk di Indonesia. KTT Islam wasathiyah bisa menjadi momentum bagi Indonesia untuk menampilkan wajah muslim yang sesungguhnya," ujar Didin.

Sebagaimana Presiden Jokowi, Imam Besar Al-Azhar Ahmad Muhammad Ath-Thayeb pun menaruh harap agar Islam wasathiyah tidak sebatas konsep, tetapi juga harus diimplementasikan.

"Perbedaan kita mengenai konsep dan pemahaman keagamaan telah membawa dampak buruk bagi Islam. Ini menyedihkan. Pada saat yang sama umat Islam mengalami permasalahan dari dalam, yaitu kemiskinan, kemunduran ekonomi, dan konspirasi dari kekuatan politik luar. Saya harap umat Islam mengandalkan negara-negara Islam agar bersatu menghadapi semua itu," ungkap Ath-Thayeb.

Di sisi lain, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta para santri pondok pesantren menjadi agen pengusung moderasi Islam yang mampu memahami secara menyeluruh antara pendekatan teks, konteks, dan nalar beragama.

"Moderat itu wasathiyah (ada di tengah-tengah) dan tidak berlebih-an. Yang ekstrem begitu mendewakan teks lalu mengabaikan akal atau nalar, sedangkan kutub lain sangat mendewakan akal lalu mengabaikan teks. Menurut saya, Islam yang berkembang di negara yang sangat religius ini ialah Islam moderat, tidak ekstrem," tandas Lukman. (Ant/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya