Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
SEPULUH wartawan termasuk fotografer AFP tewas dalam sebuah serangan bom bunuh diri di Kabul, Afghanis-tan. Selain para jurnalis, puluhan warga juga menjadi korban meninggal dalam peristiwa itu.
Serangan itu menjadi sorotan karena para jurnalis yang bertugas meliput di negara yang sedang dirobek perang itu berhadapan dengan bahaya maut yang serius. Belakangan, kekerasan di Afghanistan meningkat akibat kebangkitan kelompok garis keras Taliban.
Selain itu, kelompok radikal Islamic State (IS) juga terus melakukan manuver. Dalam serangan mematikan itu, dua bom bunuh diri meledak dan menewaskan 25 orang, termasuk fotografer AFP Shah Marai.
Menurut AFP, Marai menjabat kepala foto kantor berita itu di Kabul. Dia menjadi jurnalis AFP terakhir yang tewas saat bertugas sejak kantor berita tersebut berdiri pada 1944.
Selain korban tewas, 49 orang lainnya menderita luka-luka. Kelompok wartawan tanpa batas menyebut serangan itu merupakan yang paling mematikan terhadap awak media sejak kejatuhan Taliban.
Menurut juru bicara kepolisian di Kabul, Hashmat Stanikzai, ledakan kedua terjadi semenit setelah ledakan pertama. Ledakan kedua senga-ja menyasar para wartawan yang tengah meliput ledakan pertama.
"Pengebom menyamar sebagai wartawan dan meledakkan dirinya di antara orang banyak," kata Stanikzai.
Saat merespons serangan mematikan itu, Sekjen PBB Antonio Guterres menunjukkan kegeramannya. "Serang-an yang menargetkan para jurnalis menggambarkan bahwa risiko yang dihadapi jurnalis profesional dalam menjalankan tugas mereka," kata Guterres.
Secara terpisah, Menteri Pertahanan Amerika Serikat S Jim Mattis mengatakan militan sengaja menargetkan wartawan di Afghanistan karena mereka mulai lemah dan menginginkan pemberitaan lebih untuk merusak negara yang akan menggelar pemilihan pada Oktober nanti.
"Ini merupakan hal normal bagi orang-orang yang tidak bisa menang di kotak suara, sehingga mereka berpaling menggunakan bom," kata Mattis.
Serangan bertubi
Sementara itu, BBC mengonfirmasi bahwa salah seorang reporter mereka bernama Ahmad Shah, 29, termasuk di antara korban tewas pada serangan terpisah di Provinsi Khost dekat perbatasan Pakistan.
Dengan mengutip keterangan polisi setempat, seorang penyiar mengatakan Shah ditembak kelompok orang bersenjata tidak dikenal.
Selain dua serangan itu, pelaku serangan bom bunuh diri lainnya beraksi di Provinsi Selatan Kandahar. Pelaku meledakkan bom mobil sehingga menyebabkan 11 anak-anak tewas dan 16 orang terluka.
Menurut otoritas setempat, anak-anak yang tewas tersebut berusia antara 6 sampai 11 tahun. Adapun para korban terluka di antaranya tentara Rumania dan Afghanistan.
Serangan ketiga itu dilakukan seseorang yang meledakkan mobilnya di dekat konvoi tentara NATO. Badan PBB untuk kesejahteraan anak-anak dunia, Unicef, mengutuk serangan tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved