Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
INDONESIA siap mengembangkan sektor teknologi digital bersama Afrika, salah satunya di bidang ekonomi digital. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, Indonesia dan Afrika memiliki kemiripan situasi dari segi perkembangan infrastruktur teknologi.
Ia mengatakan, Indonesia dan Afrika sama-sama masih memiliki gap atau jarak dalam pengembangan teknologi dengan negara-negara Barat. Hanya saja, Indonesia memiliki kebijakan afirmatif (affirmative policy) dengan tujuan keberpihakan.
Kebijakan itu membuahkan Satelit Palapa Ring yang akan selesai di 2019 nanti, dan membuat Indonesia mengurangi gap ketertinggalan tersebut.
“Mereka sebenarnya bisa belajar dari Indonesia dan Indonesia bisa menyalurkan pengetahuannya kepada Afrika,” terang Rudiantara kepada Media Indonesia dalam gelaran Indonesia-Africa Forum (IAF) 2018, di Nusa Dua, Bali, Selasa (10/4).
Rudiantara mengatakan Indonesia bisa membantu memberi informasi tentang bagaimana membuat kebijakan afirmatif, bisa dilakukan melalui Organisasi Uni Afrika (OAU), dibantu Bank Dunia, dan Bank Pembangunan Islam (IDB).
Jika infrastruktur teknologi di Afrika semakin berkembang, tidak menutup kemungkinan dikembangkannya ekonomi digital di negara tersebut.
Direktur Utama Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro mengatakan, pihaknya siap untuk membiayai para start-up tekfin yang berada dalam portofolio pembiayaan perusahaan tersebut untuk melakukan ekspansi ke negara tersebut.
Ekspansi bisa saja dalam bentuk kolaborasi para tekfin Indonesia dengan tekfin di Afrika, atau bisa juga membuka franchise, dan lewat label sendiri. “Ekspansi ke luar negeri kan tidak harus fisik,” ujarnya.
Ekonomi kreatif
Sementara itu, Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan, selain di bidang perdagangan dan ekonomi digital, rencana pengembangan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Afrika juga masuk ke ranah ekonomi kreatif. Banyak potensi yang bisa digali di bidang ekonomi kreatif.
Dalam bidang e-commerce. Indonesia memiliki tiga perusahaan start-up yang sudah berada dalam kategori unicorn, yakni Tokopedia, Traveloka, dan Gojek. Ketiganya bisa menjadi saluran untuk mengembangkan ekonomi kreatif di Afrika.
“Selama ini produk-produk yang dipasarkan di marketplace itu rata-rata banyak datang dari Tiongkok, kenapa kita tidak berkolaborasi menciptakan marketplace untuk produk Afrika?” ujar Triawan.
Dari sisi konektivitas, ada Tra-veloka yang bisa menawarkan tiket penerbangan ke negara-negara di benua Afrika. Sedangkan, dari sisi transportasi daring, ada Gojek yang akan melakukan ekspansi ke salah satu negara di Afrika. Triawan mengungkapkan, jumlah sepeda motor sangat banyak di Afrika, sama seperti di Indonesia.
Melihat kondisi itu dan melihat majunya transportasi daring baik di Indonesia dan dunia, membuat Afrika tidak mau ketinggalan karena mereka menilai transportasi daring ialah solusi banyaknya populasi motor di Afrika.
“Yang ingin dipelajari dari Gojek adalah teknologinya, itu kan tidak gampang, perlu melalui tahapan beberapa kali validasi pasar,” ujar Triawan.
Triawan tengah menjajaki kerja sama di industri perfilman Tanah Air dengan industri perfilman di Afrika Selatan dan Nigeria. (I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved