Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
INGGRIS berbagi intelijen hingga ‘tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya’ terkait dengan pembunuhan mata-mata yang mereka tuduh dilakukan Rusia.
Mantan agen ganda Rusia, Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, ditemukan tergeletak tak sadarkan diri di Kota Salisbury, Inggris, 4 Maret. London menyatakan mereka diserang dengan gas saraf yang biasa digunakan militer Rusia.
Insiden telah menimbulkan tanggapan internasional yang keras dan 25 negara telah mengusir diplomat Rusia. Selain itu, hampir 150 orang yang diduga mata-mata Rusia sejauh ini telah diusir, termasuk 23 yang diusir Inggris.
Seorang pejabat senior pemerintah Inggris mengatakan, Selasa (27/3) waktu setempat London telah berbagi intelijen yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan para mitra sejak serangan itu.
“Ini akan mengirim pesan yang jelas kepada Rusia bahwa ada ongkos dan konsekuensi atas pola perilaku mereka yang tidak dapat diterima,” kata kepala NATO Jens Stoltenberg setelah aliansi mengumumkan tujuh staf Rusia akan diusir dan tiga lagi diterima akreditasi mereka.
London dan sekutu-sekutu mereka telah menyalahkan Moskow, dengan menyebut penggunaan gas saraf yang dirancang Soviet, Novichok, catatan Rusia, dalam menargetkan para pembangkang dan sejarah agresi Moskow beberapa tahun terakhir, dari Crimea hingga serangan siber.
Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson mengatakan pengusiran massal ialah ‘sebuah pukulan yang membutuhkan waktu bertahun-tahun bagi intelijen Rusia untuk pulih’.
Ini ‘bisa menjadi titik balik’, tulisnya di surat kabar The Times. Dia menambahkan, “Aliansi Barat mengambil tindakan tegas dan mitra Inggris bersatu melawan ambisi Kremlin yang sembrono.”
Moskow membantah keras mereka terlibat dalam percobaan pembunuhan itu dan justru menuding London. (AFP/Hym/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved