Militer Jaga Ketat Ibadah Salat Jumat

MILITER dan polisi Sri Lanka meningkatkan keamanan di sekitar masjid-masjid menjelang dan selama pelaksanaan ibadah salat Jumat, kemarin. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kerusuhan antimuslim susulan yang telah menyebar ke seluruh negeri itu.

Sebelumnya, warga pemeluk agama Buddha dan Islam terlibat bentrokan berdarah di Kota Kandy dan menyebabkan tiga orang tewas. Kerusuhan yang terjadi sejak Senin (5/3) berawal ketika pria dari kelompok mayoritas Sinhala yang sebagian besar beragama Buddha tewas karena luka-luka akibat diserang warga muslim.

Akibat kericuhan tersebut, lebih dari 200 tempat bisnis, rumah, dan kendaraan milik warga muslim hancur. Untuk meredam meluasnya kerusuhan, pemerintah Sri Lanka menambah jumlah pasukan di Kota Kandy. Kepala tentara, Mahesh Senanayake, mengunjungi kota tersebut pada Kamis (8/3) dan berjanji meningkatkan kehadiran militer di dekat masjid-masjid di seluruh negara itu.

"Ada ketakutan di kalangan umat Islam bahwa mereka dijadikan target saat melaksanakan ibadah salat Jumat. Kami akan memastikan keamanan dan keselamatan mereka."

Kemarin, sebagian besar tempat bisnis milik warga muslim di negara kepulauan itu masih tetap tutup sebagai bentuk protes terhadap serangan kelompok Sinhala yang sejauh ini terkonsentrasi di sekitar Kota Kandy.

Sementara itu, Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, mengatakan serentetan kerusuhan antimuslim di Kota Kandy telah merusak reputasi negara itu sebagai pusat pariwisata. Kerusuhan tersebut telah merusak kemajuan pariwisata dan ekonomi terlebih di saat negara itu sedang mempersiapkan diri sebagai tuan rumah penyelenggaraan turnamen kriket internasional.

Menurutnya, pembakaran tempat usaha milik warga muslim yang berlanjut pada tindakan aparat kepolisian menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa telah berdampak negatif pada upaya keras Sri Lanka selama ini untuk mengubah citra negara itu setelah berpuluh-puluh tahun mengalami perang sipil. "Ulah para penyabot menyebabkan pukulan berat terhadap secara ekonomi maupun sosial."

Salah satu dampak terhadap sektor pariwisata ialah pelarangan terhadap wisatawan bepergian ke resor di pegunungan. Padahal, di sana terdapat tempat suci bagi warga Buddha, yakni Kuil Relik Gigi.