AS Beri Sinyal Redam Rencana Kenaikan Tarif

Anastasia Arvirianty
08/3/2018 10:58
AS Beri Sinyal Redam Rencana Kenaikan Tarif
(AFP)

GEDUNG Putih (AS) memberi sinyal bahwa pihaknya akan meredam rencana kenaikan tarif yang diperdebatkan, dalam menghadapi ancaman dari mitra dagang, kegelisahan pasar keuangan dan sebuah pemberontakan di dalam partai Republik Donald Trump sendiri.

Pemerintah AS mengatakan, presiden masih berencana untuk menandatangani kontrak dengan tarif baja dan aluminium global pada awal Kamis (8/3), namun mengindikasikan bahwa masih ada pengecualian untuk sekutu yang mengecam.

"Ada potensi pengecualian untuk Meksiko dan Kanada, berdasarkan keamanan nasional, dan mungkin juga negara-negara lain," kata sekretaris pers Sarah Sanders kepada wartawan di Gedung Putih.

Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross menegaskan bahwa tarif tersebut telah dipikirkan matang-matang, dan bukan aksi mendadak dari seorang presiden.

"Kami akan memiliki hubungan yang masuk akal dengan sekutu kami. Kami tidak mencari perang dagang,” katanya.

Namun, langkah mengejutkan Trump ini telah membuat Washington berseteru dengan mitra dagang terbesarnya di Uni Eropa, yang mengeluarkan peringatan keras pada Rabu (7/3), karena bersiap membalas dengan tarif yang ditargetkan sendiri pada segala hal mulai dari baja hingga denim sampai selai kacang untuk AS.

"Perang perdagangan buruk dan tidak ada pemenangnya," ujar Presiden Uni Eropa Donald Tusk mengatakan pada sebuah konferensi pers pada Rabu, dengan langsung menolak pernyataan Trump minggu lalu bahwa perang dagang adaah baik dan mudah untuk dimenangkan. (AFP/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya