Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
ANGGOTA partai terbesar kedua Jerman dalam referendum yang sarat taruhan menyetujui sebuah rencana untuk bergabung dengan koalisi Kanselir Angela Merkel. Media Jerman melaporkan, kemarin.
Dengan mengutip sumber-sumber partai yang tidak disebutkan namanya, penyiar publik Jerman ZDF dan harian Bild mengatakan jajaran dan arsip Partai Sosial Demokratik memilih 'ya' untuk sebuah kemitraan baru dengan Merkel yang konservatif dalam voting kemarin.
Pimpinan partai akan segera mengumumkan hasilnya. Pemungutan suara atau penghentian merupakan rintangan terakhir dalam arah masa jabatan Merkel yang keempat sebagai kanselir dan mengakhiri kebuntuan politik yang telah melanda negara tersebut sejak hasil pemilihan September yang tidak meyakinkan.
Setelah hasil terburuk pascaperang mereka, SPD pada awalnya menolak untuk kembali di bawah bayang Merkel empat tahun lagi.
Namun, setelah upaya Merkel membangun koalisi pemerintahan bersama dengan dua partai kecil gagal, SPD mengalah sembari menjanjikan lebih dari 460.000 anggota mereka sepakat berkoalisi dengan Merkel.
Kesediaan SDP untuk bergabung membuka jalan bagi Merkel untuk meluncurkan pemerintahan keempatnya pada pertengahan Maret.
Pimpinan partai mengklaim mereka telah merebut konsesi maksimum dari kubu konservatif, termasuk kontrol atas keuangan penting dan kementerian luar negeri.
Sebuah survei yang diterbitkan oleh YouGov pada hari-hari terakhir pemungutan suara, yang dimulai pada 20 Februari dan ditutup pada Jumat (2/3), menunjukkan kubu 'ya'--yang setuju berkoalisi dengan Merkel--menang tipis dengan 56% suara.
Politisi SPD terkemuka termasuk Menteri Luar Negeri Sigmar Gabriel juga telah menyuarakan keyakinan bahwa anggota akan memiliki posisi besar dalam ronde baru dalam pemerintahan.
Namun, anggota muda SPD telah memelopori pemberontakan dengan pemimpin sayap pemuda partai bergerilya ke beberapa wilayah selama beberapa pekan terakhir untuk menggalang dukungan melawan koalisi tersebut. Mereka berargumen empat tahun lagi di bawah bayang Merkel akan menjadi sebagai lonceng kematian untuk partai tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved