Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
SEORANG remaja bermasalah telah mengaku sebagai pelaku yang menembak mati 17 orang di bekas sekolahnya di Florida, Amerika Serikat (AS). Hal itu ditunjukkan dalam dokumen pengadilan pada Kamis (15/2), saat FBI mengaku telah menerima petunjuk tentang pria berusia 19 tahun tersebut, tetapi gagal menghentikannya.
Saat AS terhuyung-huyung akibat pembantaian terburuk di negara itu sejak kengerian di Sandy Hook enam tahun lalu, Presiden Donald Trump mengatakan akar penyebab kekerasan itu ialah krisis kesehatan mental. Trump menolak seruan untuk membatasi kepemilikan senjata api.
Atas aksinya tersebut, pelaku yang bernama Nikolas Cruz telah didakwa melakukan 17 pembunuhan berencana. Puluhan orang lainnya juga terluka dalam penembakan tersebut. “Hari ini merupakan hari tenang. Hari ini ialah hari berkabung,” kata Sheriff Broward County Scott Israel. Setelah mendegarkan hak hukumnya, Cruz menyatakan dia merupakan orang bersenjata yang memasuki sekolah dengan dipersenjatai senapan serbu AR-15 dan mulai menembaki siswa yang dia lihat di lorong dan di halaman sekolah.
Cruz tiba di sekolah menggunakan layanan transportasi daring Uber pada pukul 14.19 waktu setempat. Kurang dari tiga menit kemudian, ia mulai menembaki beberapa ruang kelas dan pada pukul 14.28 dia meninggalkan sekolah. Cruz mengatakan kepada polisi bahwa dia membuang senapan yang dia beli secara legal di Florida dan perlengkapan taktis agar bisa berbaur dengan kerumunan orang sehingga bisa melarikan diri. “Setelah penembakan tersebut, dia berhenti di sebuah Wal-Mart dan restoran cepat saji McDonald’s,” ujar Israel kepada wartawan.
Cruz pun ditangkap 40 menit kemudian setelah polisi mengidentifikasi dia menggunakan rekaman kamera keamanan sekolah. Dalam sebuah pidato menanggapi penembakan sekolah itu, Trump bercicit tentang banyak tanda orang bersenjata itu terganggu secara mental dan bersumpah menjadikan kesehatan mental sebagai prioritas.
Trump juga menegaskan tetangga dan teman sekelas tahu bahwa pelaku merupakan anak bermasalah. Mereka seharusnya melaporkan hal itu kepada pihak berwenang. Dihentikan dari sekolah karena alasan kedisiplinan, Cruz diketahui terpaku pada senjata api dan dilaporkan telah diidentifikasi sebagai ancaman potensial bagi teman-teman sekelasnya.
FBI gagal
Pihak berwenang AS tengah menjadi sorotan setelah FBI mengonfirmasi terkait video yang diunggah Cruz di Youtube pada September 2017 yang mengatakan dirinya bertekad melakukan penembakan di sekolah. Dalam sebuah pernyataan, FBI mengatakan telah melakukan pengecekan, tetapi tidak dapat mengidentifikasi orang yang membuat video tersebut.
Siswa di sekolah itu tahu bahwa Cruz mengirim pesan kekerasan secara daring. Pada Kamis (15/2), Liga Anti-Fitnah melaporkan bahwa dia merupakan anggota kelompok supremasi kulit putih dan telah mengikuti latihan militer. “Presiden Trump tolong lakukan sesuatu. Kita membutuhkannya sekarang anak-anak ini membutuhkan keamanan,” kata Lori Alhadeff dengan emosional sebab putrinya, Alyssa, termasuk di antara korban yang meninggal. (AFP/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved