Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Indonesia Siap Dorong Instrumen Ekstradisi ASEAN

Ire/I-2
02/2/2018 06:11
Indonesia Siap Dorong Instrumen Ekstradisi ASEAN
(Dok. MI/Galih Pradipta)

PEMERINTAH Indonesia diwakili Menteri Luar Negeri Retno Marsudi akan menghadiri Pertemuan Retret Menteri Luar Negeri ASEAN pada 5-6 Februari 2018 di Singapura.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir pada press briefing di Ruang Palapa, Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, kemarin.

Pertemuan pertama tingkat menteri luar negeri pada 2018 yang diketuai Singapura itu bertema Resilient and innovative ASEAN.

Dalam keketuaan Singapura periode 2018-2019 itu, Indonesia dipastikan akan mendorong instrumen perjanjian ekstradisi untuk kawasan ASEAN (ASEAN extradition treaty).

Direktur Politik dan Keamanan ASEAN Kementerian Luar Negeri RI Chandra Widya Yuda mengungkapkan instrumen perjanjian tersebut penting bukan hanya bagi Indonesia, melainkan untuk kawasan sekitar dengan semakin berkembangnya kejahatan transnasional.

"Secara teknis, ada beberapa pendekatan upaya untuk memulainya dengan membentuk lebih dulu petunjuk. Pertemuan sudah diatur bisa secara paralel untuk segera melakukan pembahasan treaty sendiri, tapi belum dapat saya sampaikan di sini," katanya.

Proses tersebut tengah berlangsung dengan adanya working group dan Indonesia berkomitmen mendorong agar selesai secepat mungkin.

Chandra mengakui meski ada dinamika dalam pembahasan, saat ini merupakan momentum yang tepat untuk memulai kembali untuk instrumen perjanjian tersebut sejalan dengan visi ASEAN.

"Mudah-mudahan satu timeline, kita harapkan. Tapi, bergantung ke dinamika pembahasan working group yang terdiri dari official negara anggota ASEAN," paparnya.

Adapun pembentukan petunjuk baru dapat dilakukan setelah pembahasan lebih dari satu tahun karena selain kejahatan transnasional, perbedaan kapasitas, prosedur, infrastruktur, dan sistem hukum setiap anggota menjadi hal yang menentukan.

"Saya kira ini suatu proses yang perlu dilalui segera. Prosesnya normal, kalau buntu, enggaklah. Paling barang kali ada upaya untuk melihat secara lebih komprehensif, mencoba pendekatan lain yang sifatnya umum, dan tidak membuat satu pihak menang atau kalah," jelas Chandra.

Agenda utama yang akan dibahas dalam Pertemuan Retret Menlu ASEAN di antaranya, tindak lanjut dari hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-31 ASEAN di Filipina dan keketuaan Singapura yang dirangkum dalam dokumen ASEAN Leaders Vision on Resilient and Innovative ASEAN.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya