Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Inggris tidak Perlu Berharap Banyak dari Tiongkok

CNNMoney/Irene Harty/I-1
02/2/2018 05:51
Inggris tidak Perlu Berharap Banyak dari Tiongkok
(AFP/STR)

PERDANA Menteri Inggris, Theresa May melawat ke Tiongkok dengan membawa serta 50 perwakilan komunitas bisnis Inggris pada Rabu (31/1) demi meningkatkan hubungan dengan negara pemilik ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

May berharap dapat mencapai kesepakatan perdagangan baru setelah rencana kepergian Inggris dari Uni Eropa (Brexit).

"Ada peluang perdagangan besar di Tiongkok yang ingin kami bantu untuk dimanfaatkan bisnis Inggris. Kunjungan saya akan mengintensifkan 'Era Emas' dalam hubungan Inggris-Tiongkok," tutur May dalam pernyataan tertulis.

Namun May memiliki pekerjaan rumah sangat banyak yang harus diselesaikan.

Inggris, negara dengan ekonomi terbesar keenam di dunia, hanya mengirim 3% dari ekspor barang dan jasa ke Tiongkok sedangkan impornya dari Tiongkok hanya 7%.

Total nilai tahunan perdagangan Inggris-Tiongkok sekitar US$84 miliar, jauh lebih sedikit dibandingkan perdagangan Jerman dan Tiongkok yang mencapai US$211 miliar.

Walaupun analis melihat ada banyak peluang peningkatan perdagangan dengan Tiongkok, kesepakatan perdagangan formal bisa memakan waktu lima sampai sepuluh tahun setelah Brexit.

"Kesepakatan perdagangan pasca-Brexit Tiongkok-Inggris dapat mempercepat pertumbuhan perdagangan dan menguntungkan kedua ekonomi. Namun kesepakatan tidak akan mungkin tercapai sebelum 2025," kata Ian Mitchell, Pakar Kebijakan Senior di Pusat Pengembangan Global di Eropa.

Ekspor utama Inggris ke Tiongkok adalah mobil, produk minyak bumi, dan jasa pariwisata, sedangkan Inggris sebagian besar mengimpor barang-barang manufaktur Tiongkok, peralatan telekomunikasi, pakaian, dan barang elektronik.

Para ahli mengatakan impor ini telah memberi tekanan pada industri dalam negeri Inggris.

"Meningkatnya persaingan impor dari Tiongkok kemungkinan akan mempercepat kemerosotan manufaktur Inggris, terutama di wilayah Inggris yang mengkhususkan pada produksi jenis barang yang sama dengan yang diimpor dari Tiongkok," kata periset di Institut Nasional Ekonomi dan Penelitian Sosial.

May diminta fokus pada peningkatan akses pasar bagi industri jasa profesional dan keuangan Inggris yang luas.

Jon Geldart, Pakar Tiongkok di perusahaan jasa pajak dan penasihat Grant Thornton International, menyarankan promosi desain, teknologi, teknik teknik, layanan lingkungan, dan kerajinan bir Inggris.

"Saya harap kita bisa menarik investasi lebih lanjut dan menunjukkan apa yang dimiliki Inggris," katanya.

Kendati demikian bahasa dan perbedaan aturan masih menjadi hambatan serta ketertarikan Tiongkok ke Inggris dianggap mulai berkurang sejak referendum Brexit pada Juni 2016.

"Tiongkok tertarik pada Inggris sebagai suara simpatik di dalam UE. Brexit berarti jumlah orang-orang Inggris jauh lebih sedikit. Orang Tiongkok tidak mungkin menolak May tapi dia tidak bisa berharap banyak," tandas Peter Holmes, Pakar Perdagangan di Universitas Sussex.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya