Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
SEDIKITNYA 24 negara, Selasa (23/1) waktu setempat, sepakat untuk mendorong sanksi terhadap pelaku serangan kimia di Suriah. Amerika Serikat (AS) mengatakan Rusia ‘pada akhirnya menanggung tanggung jawab atas serangan-serangan semacam itu.’
Negara-negara itu menyetujui sebuah ‘kemitraan melawan kekebalan hukum’ dalam penggunaan senjata kimia, sehari setelah laporan menyebutkan senjata digunakan dalam sebuah serangan di Ghouta Timur yang dikuasai pemberontak. Serangan itu diduga menggunakan klorin.
“Siapa pun yang melakukan serangan tersebut, Rusia pada akhirnya bertanggung jawab atas korban di Ghouta Timur dan banyak target serangan senjata kimia lainnya di Suriah sejak Rusia terlibat dalam konflik di negara itu,” kata Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson, setelah pertemuan di Paris, dan menjelang pembicaraan lebih lanjut dengan para menteri dari beberapa negara-negara dalam upaya mengakhiri konflik Suriah. “Tidak ada yang menyangkal Rusia, dengan melindungi sekutu Suriahnya, telah melanggar komitmennya kepada AS sebagai penjamin kerangka kerja mengawasi penghancuran stok senjata kimia Suriah, seperti yang disepakati pada September 2013,” tambahnya.
Meski berjanji menghancurkan senjata kimia, rezim Suriah telah berulang kali dituduh melakukan serangan kimia. PBB termasuk yang menuduh negara itu melakukan serangan gas sarin pada April 2017 di Desa Khan Sheikhun yang menyebabkan sejumlah orang tewas.
Setidaknya ada 130 serangan senjata kimia terpisah di Suriah sejak 2012, menurut perkiraan Prancis. Selain rezim, kelompok militan Islamic State (IS) juga dituduh menggunakan gas mustard di Suriah dan Irak.
Peran Rusia
Rusia dua kali menggunakan veto PBB pada November untuk memblokade perpanjangan penyelidikan ahli internasional mengenai serangan kimia di Suriah, yang dilakukan atas kekhawatiran kekuatan Barat. Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia, kemarin, menolak tuduhan Tillerson dan malah meminta investigasi internasional yang ‘benar-benar tidak memihak’ terhadap serangan kimia tersebut. Moskow, yang didukung Iran dan Turki, telah menjadwalkan pembicaraan di Kota Sochi, Rusia, pekan depan, yang bertujuan menemukan sebuah resolusi terhadap perang saudara yang brutal dan multifaset.
Upaya tersebut berjalan paralel dengan pembicaraan yang diawasi PBB, dengan putaran terakhir dijadwalkan di Wina, Swiss, pada Kamis (25/1) dan Jumat (26/1). Pembicaraan sejauh ini gagal membuat kemajuan dalam mengakhiri perang yang telah menyebabkan lebih dari 340 ribu orang tewas. Tillerson mengatakan kegagalan Rusia untuk menyelesaikan masalah senjata kimia di Suriah menimbulkan pertanyataan mengenai relevansi peran negara itu dalam resolusi keseluruhan krisis.
“Paling tidak, Rusia harus berhenti memveto atau abstain, dari voting Dewan Keamanan tentang masalah ini,” ujar Tillerson. Pada pertemuan Selasa (23/1), 24 dari 29 negara hadir untuk berbagi informasi dan mengumpulkan daftar individu yang terlibat dalam penggunaan senjata kimia di Suriah. Langkah itu bisa bisa mengarah ke penjatuhan sanksi seperti pembekuan aset dan larangan masuk serta proses pidana di tingkat nasional. (AFP/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved