Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

DK PBB Kecam Keputusan Trump

Heryadi
10/12/2017 07:30
DK PBB Kecam Keputusan Trump
(AFP/AHMAD GHARABLI)

Amerika Serikat mendapat kecaman keras dari 14 anggota Dewan Keamanan PBB dalam sidang darurat, Jumat (8/12), yang digelar untuk membahas keputusan Presiden AS Donald Trump yang mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel.

Lima negara Eropa di DK PBB menegaskan bahwa kebijakan baru AS tersebut tidak sejalan dengan resolusi-resolusi PBB yang telah disepakati, termasuk resolusi yang menyatakan Jerusalem Timur sebagai daerah pendudukan Israel. Pertemuan tersebut digelar oleh 8 dari 15 anggota DK PBB.

"Status Jerusalem harus ditentukan melalui negosiasi antara Israel dan Palestina yang mengarah pada kesepakatan status final," demikian pernyataan bersama Prancis, Italia, Jerman, Swedia, dan Inggris di akhir sidang.

Lebih lanjut pernyataan itu menegaskan bahwa Uni Eropa memiliki sikap jelas dan bersama bahwa mereka meyakini jika satu-satunya solusi realistis bagi konflik Israel dan Palestina berdasarkan pada dua negara dengan Jerusalem sebagai ibu kota negara Israel dan negara Palestina.

Pernyataan UE itu merupakan satu-satunya sikap kolektif yang dikeluarkan di akhir sidang Dewan Keamanan PBB yang ditutup tanpa pernyataan bersama atau resolusi sejenisnya. Namun, Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, mengatakan kepada peserta sidang bahwa Gedung Putih tetap serius untuk mengupayakan perdamaian.

"Izinkan saya sekali lagi meyakinkan Anda, Presiden dan pemerintahan ini tetap berkomitmen terhadap proses perdamaian," ujarnya.

Pertemuan itu diserukan oleh 8 dari 14 anggota dewan nonpermanen DK PBB. Sidang lebih bersifat simbolis, tanpa ada rancangan pemungutan suara resolusi, karena AS memiliki hak veto.

Di sisi lain, menurut sebuah pernyataan yang dimuat oleh kantor berita resmi Palestina, WAFA, Presiden Palestina Mahmud Abbas berterima kasih atas kepedulian yang ditunjukkan oleh seluruh dunia atas apa yang tengah terjadi.

Serangan udara Israel

Kekerasan yang ditimbulkan dari keputusan Trump mulai menuai korban di pihak Palestina kemarin. Serangan-serangan udara Israel ke Jalur Gaza menewaskan dua anggota Hamas dan melukai puluhan.
Militer Israel mengatakan jet tempur mereka menyasar empat fasilitas Hamas sebagai balasan atas tiga roket yang ditembakkan Hamas ke wilayahnya sehari sebelumnya.

Satu roket Hamas tersebut berhasil digagalkan oleh sistem antirudal Israel, Iron Dome, dan satu rudal lagi hanya menjangkau lahan kosong. Namun, rudal ketiga berhasil mendarat di Kota Sderot, Israel Selatan. Radio Israel mengatakan bahwa roket tidak meledak dan tidak menimbulkan korban jiwa.

Militer Israel mengatakan serangan balasan mereka mengenai gudang dan lokasi pembuatan senjata. Hamas mengatakan mereka menemukan jenazah dua anggota mereka setelah tembakan Israel tersebut.

Kemarin merupakan hari ketiga dari 'hari kemarahan' Palestina yang diserukan setelah Trump memutuskan Jerusalem sebagai ibu kota Israel. Protes diperkirakan akan terus berlanjut. Sehari sebelumnya, bentrokan antara warga Palestina dan aparat keamanan Israel di sepanjang pagar pemisah Jalur Gaza-Israel menewaskan dua orang.

Pakar ilmu hubungan internasional Nur Rachmat Yuliantoro menilai keputusan Trump itu berpotensi membahayakan keamanan di kawasan Timur Tengah.

"Apa pun alasan keputusan itu, Trump berpotensi menciptakan Timur Tengah semakin memanas dan negara-negara di kawasan itu akan kehilangan kepercayaan kepada AS sebagai perantara dalam proses perdamaian," ujarnya. (AFP/AP/*/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik