Headline
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.
WAKIL Presiden (Wapres) Jusuf Kalla turut berkomentar soal kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang secara sepihak mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel.
"Tentu semua menyesalkan dan mengutuk (pernyataan Trump) itu," ujar Kalla di Gedung Kementerian Ketenagakerjaan di kawasan Gatot Subroto, Jakarta.
Kalla khawatir, klaim sepihak yang dicetuskan Trump bisa memicu konflik di Timur Tengah. Selain itu, meskipun tidak secara langsung, hal itu bisa berdampak terhadap perekonomian RI.
"Kalau konflik lagi tentu harga minyak naik atau perdagangan menurun. Efek tidak langsung yang terjadi kemudian," tandasnya.
Dalam menghadapi kebijakan Trump tersebut, pengamat hubungan internasional Dewi Fortuna Anwar menyarankan Indonesia Indonesia harus bekerja sama dengan negara-negara lain di dunia untuk mengatasi krisis Jerusalem pascakeputusan membahayakan Presiden Donal Trump.
"Apakah itu melalui OKI, PBB, ASEAN, termasuk East Asia Summit, menyatakan apa yang dilakukan oleh AS ini sangat membahayakan," kata Dewi saat ditemui di Singapura, Kamis (7/12) malam, untuk menghadiri Perayaan 50 Tahun Hubungan Bilateral Indonesia-Singapura.
Baca juga: Indonesia Ajak Dunia Tekan AS
Dewi menggambarkan langkah Trump tidak hanya menganggu proses perdamaian, juga menjadi alasan baru bagi kelompok-kelompok ekstremis dan teroris untuk melakukan berbagai kegiatan.
Menurutnya, keputusan Trump untuk memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Jerusalem itu juga sangat mengancam perdamaian dunia dan mengganggu Indonesia dengan mayoritas masyarakat muslim. Pasalnya masalah Palestina dari dulu selalu menjadi pemicu konflik di Timur Tengah.
"Nah, sekarang ini AS seolah-olah meludahi, betul-betul menunjukkan ketidakpedulian dia kepada keselamatan dan perdamaian global," ujarnya.
Ia mengingatkan keputusan itu sangat berbahaya bagi AS sendiri karena masalah Israel-Palestina bukan satu-satunya kepentingan 'Negeri Paman Sam'. AS punya kepentingan yang banyak sekali, apakah itu dengan negara-negara Islam dunia, mayoritas muslim di Asia Tenggara, atau kerja sama dengan negara-negara lain di dunia.
"Meskipun AS itu negara besar tapi harus hidup bersama negara-negara lain, karena (langkah) ini akan membahayakan pemerintahan dan kepentingan AS itu sendiri secara global, (AS) akan menjadi sasaran lagi," kata dia.
Keputusan Trump sangat berbahaya karena--seperti yang dikatakan oleh pihak Palestina--itu seperti menutup pintu perdamaian. Pasalanya sudah menjadi kesepakatan internasional bahwa masalah Jerusalem adalah bagian dari yang akan dinegosiasikan antara kedua piahak, Israel dan Palestina.
"Jadi kalau sudah jelas-jelas kemudian AS mengatakan secara sepihak bahwa Jerusalem itu milik Israel, ya, apa lagi yang mau dibicarakan," tegasnya.
Seperti sikap pemerintah Indonesia dan pemerintah lain di dunia yang peduli dengan perdamaian dan yang menginginkan solusi dua negara--Palestina dan Israel--mengecam keputusan Trump. "Tentu mengecam keras kebijakan Presiden Trump yang mengatakan ingin memindahkan Kedubes AS ke Jerusalem dan berarti mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel," kata dia.
"Memang kita bisa katakan kita tidak kaget, ya, karena ini memang janji kampanyenya tapi kita shocked karena dia betul-betul melaksanakan janji kampanyenya yang sebenarnya untuk menggalang dukungan di dalam negeri tanpa memikirkan dampak implikasinya yang lebih luas," ia menambahkan
Yang marah atas keputusan itu, kata dia, bukan hanya komunitas muslim internasional, bukan hanya negara-negara seperti Malaysia, Indonesia, atau negara Arab, tapi justru sekutu dekat AS sendiri. "Malahan sampai Paus (Fransiskus) pun sudah menyatakan ketidaksetujuan atas kebijakan ini karena itu sangat berbahaya," ujarnya.
Di sisi lain ia mengingatkan, pemerintah Indonesia sudah mengecam dengan keras dan menyampaikan kritik langsung kepada Duta Besar AS untuk indonesia, tapi kita juga harus garisbawahi masalah Palestina bukanlah masalah bilateral Indonesia dengan AS, tapi masalah internasional." (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved