Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PRESIDEN Venezuela Nicolas Maduro mengklaim menang telak pada pemilihan umum regional, Minggu (15/10), berdasarkan hasil pengumuman resmi Dewan Pemilu Nasional (CNE). Namun, kubu oposisi menolak hasil tersebut. Partai Sosialis Maduro memenangi 17 dari 23 negara bagian sedangkan koalisi oposisi Demokrat Union Roundtable (MUD) merebut lima negara bagian dengan satu negara bagian ragu-ragu.
Hasil itu menjadi pukulan telak bagi oposisi yang telah menganggap pemilihan itu sebagai referendum terhadap Maduro setelah berbulan-bulan menggelar demonstrasi mematikan, akan tapi gagal mendongkelnya. Dengan semangat berapi-api, Maduro mengatakan 'Chavismo', seruan warisan mantan presiden Hugo Chavez pada 2013, telah memenangi suara rakyat di negeri itu.
"Kami memiliki 17 gubernur, 54% suara, 61% partisipasi, 75% dari gubernur, dan negara ini telah diperkuat. Saya meminta agar kita merayakannya dengan sukacita, musik, dansa, tapi dalam damai, menghormati pesaing," tutur Maduro. Dia juga mengaku telah mengirim pesan kepada pemimpin oposisi, Julio Borges yang berisi, 'Demi cinta Tuhan, tetaplah hasil yang transparan'.
Nantinya sumpah gubernur baru akan diserahkan kepada Majelis Konstituante. Namun oposisi bersikeras, para gubernur tidak akan dilantik sebelum Majelis Konstituante dianggap sah. Bagi Maduro, jajak pendapat itu menjadi kesempatan untuk melawan tuduhan kediktatoran dari rakyatnya dan masyarakat internasional setelah membentuk Majelis Konstituante.
Direktur kampanye MUD, Gerardo Blyde menolak kemenangan telak Maduro itu dan meminta audit penuh atas hasil pemilu tersebut. "Kami memiliki kecurigaan serius, keraguan, tentang hasil yang akan diumumkan dalam beberapa menit," kata Blyde sebelum hasil resmi diumumkan. Survei opini publik juga sempat memprediksi kemenangan oposisi antara 11 dan 18 gubernur negara bagian ditambah dugaan permainan kotor pemerintah yang memindahkan ratusan tempat pemungutan suara dari daerah yang mendapat dukungan tinggi. "Semua studi pendapat pra-sidang, semua perhitungan kami, sangat berbeda dari hasil yang akan diumumkan," ungkap Blyde.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved