Referendum Catalonia Pengaruhi Wilayah Balkan

Haufan Hasyim Salengke [email protected]
11/10/2017 00:04
Referendum Catalonia Pengaruhi Wilayah Balkan
(AFP PHOTO / Josep LAGO)

SEMANGAT Catalonia untuk merdeka dari Spanyol menghidupkan kembali mimpi kemerdekaan di kantong-kantong etnik di Balkan, sebuah ambisi yang berpotensi berbahaya di wilayah tempat kekerasan nasionalis menewaskan puluhan ribu nyawa pada 1990-an. Dari etnik Albania di selatan Serbia sampai dengan kelompok etnik Serbia di Republik ­Srpska, para pemimpin separatis mengajukan pertanyaan yang sama setelah referendum Catalonia, “Mengapa kita tidak melakukan hal yang sama?”

Pada hari referendum, grafiti bendera Catalonia muncul di Novi Sad dan beberapa kota lain di provinsi utara Serbia, Vojvodina, bersamaan dengan klaim bahwa ‘Vojvodina = Catalonia’. Sementara itu, di Kota Mostar, Bosnia bagian selatan, sebuah spanduk raksasa muncul di dekat katedral yang menampilkan bendera Catalonia dan Herceg-Bosna, entitas Kroasia, memuat tulisan ‘Good luck. We are next’.

Fakta bahwa satu wilayah Kosovo yang berhasil mengamankan kemerdekaan mereka telah mendorong banyak pemimpin berpikiran serupa di wilayah tersebut.
Argumen Brussels bahwa pihak mereka menganggap referendum Catalonia ilegal, sambil mendukung kemerdekaan Kosovo sebagai ‘kasus khusus’, membuat Serbia marah dan mengecam ‘standar ganda’ Uni Eropa.

Sidang parlemen Catalonia
Polisi Spanyol menjaga gedung-gedung publik dan menutup sebuah taman di sekitar parlemen Catalonia di Barcelona tempat sidang parlemen digelar, Selasa (10/10) malam. Dalam sidang itu, Presiden Catalonia Carles Puigdemont akan berpidato, mungkin berisi pernyataan kemerdekaan. Jika benar, hal itu akan disambut dengan tanggapan keras dari pemerintah di Madrid.

Puigdemont belum meng­ungkapkan pesan apa yang akan disampaikannya dalam sidang paripurna itu. Namun, politikus separatis itu mengatakan mereka mengharapkan sebuah deklarasi berdasarkan hasil referendum 1 Oktober yang disengketakan itu. Kaum separatis berkeras referendum yang dicap ilegal oleh Madrid sebagai langkah sah dan mendesak pemerintah menghormatinya.

Bagaimana deklarasi tersebut akan diberlakukan dan tanggapan pemerintah Spanyol masih menjadi pertanyaan kunci. Referendum telah diikuti demonstrasi warga Catalonia yang marah dengan langkah polisi yang melakukan tindak­an keras terhadap pengunjuk rasa prokemerdekaan. Di sisi lain, ada juga demonstrasi berskala besar oleh orang-orang yang berkomitmen pada persatuan nasional.

Sementara itu, ketidakpastian politik yang diakibatkan dorongan kemerdekaan pascareferendum memukul bisnis kecil dan rekening tabung­an masyarakat. Hal itu disebabkan beberapa perusahaan besar dan bank berpindah ke tempat lain di Spanyol. Prospek Catalonia menjadi negara independen telah mendorong dua bank besar Sabadell dan CaixaBank dan perusahaan-perusahaan yang terdaftar lainnya memin­dahkan markas mereka yang terdaftar ke wilayah lain di Spanyol.

Eksodus tersebut berlanjut, Senin (9/10), ketika perusahaan realestat Colonial dan Tol Abertis menjadi nama besar terbaru yang memindahkan markas mereka dari wilayah timur laut yang kaya raya itu. Perpindahan tersebut dilakukan menjelang pidato Puigdemont bahwa separatis akan menyertakan sebuah deklarasi kemerdekaan sepihak. (AFP/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya