Aksi Propersatuan Spanyol Digelar

Haufan Hasyim Salengke [email protected]
10/10/2017 02:01
Aksi Propersatuan Spanyol Digelar
(AFP PHOTO / LLUIS GENE)

GERAKAN menolak rencana Catalonia mengumumkan kemerdekaan dari Spanyol kian meningkat menyusul ratusan ribu pengunjuk rasa berkumpul untuk mempertahankan persatuan ‘Negeri Matador’ itu, Minggu (8/10). Protes berlangsung berhari-hari setelah ketegangan melonjak menyusul tindakan polisi yang ‘merangsek’ ke tempat-tempat pemungutan suara dalam referendum kemerdekaan 1 Oktober lalu. Para pemimpin separatis memperingatkan bahwa mereka akan secara sepihak melepaskan diri dari Spanyol dalam hitungan beberapa hari ke depan.

Ratusan ribu demonstran yang melambai-lambaikan bendera, menyebut diri sebagai ‘mayoritas yang diam’, memadati pusat Kota Barcelona, Minggu, untuk memprotes rencana pengumuman kemerdekaan yang memicu krisis politik terburuk di negara itu dalam satu generasi. Polisi menyebut sekitar 350 ribu orang menghadiri demonstrasi tersebut. Pihak panitia mengatakan jumlah peserta antara 930 ribu dan 950 ribu. Beberapa demonstran meminta agar pemimpin Cata­lonia Carler Puigdemont dipenjara karena menyelenggarakan referendum kemerdekaan sementara yang lainnya menuntut dialog.

Slogan untuk demonstrasi--yang diselenggarakan Societat Civil Catalana, kelompok antikemerdekaan utama di Catalonia ialah ‘Enough, let’s recover good sense!’. Tanda tentatif muncul pekan lalu bahwa kedua pihak mungkin berusaha meredakan krisis setelah Madrid mengajukan permintaan maaf kepada warga Catalonia yang cedera akibat tindakan polisi selama referendum. Namun, ketidakpastian masih menghantui negara tersebut karena para pemimpin Catalonia mengatakan mereka dapat mengumumkan kemerdekaan pekan ini. Pada malam demonstrasi, Minggu, Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy menolak membahas penundaan otonomi daerah Catalonia sebuah langkah yang berisiko menyebabkan kerusuhan lebih lanjut.

Namun, Rajoy meyakinkan pemimpin Catalonia bahwa ‘masih ada waktu untuk mundur’ dan menghindari penjatuhan sanksi dari Madrid. Sementara itu, Kofi Annan, dalam perannya sebagai Ketua The Elders, sekelompok tokoh masyarakat terkemuka yang dibentuk pada 2007 untuk mempromosikan perdamaian, mengatakan, “Krisis konstitusional yang sedang berlangsung di Spanyol membutuhkan konsultasi dan bukan konfrontasi.” “Saya mendesak pemerintah Spanyol dan pemerintah daerah Catalonia untuk memperbarui komitmen mereka terhadap sebuah resolusi melalui dialog,” imbuh mantan Sekretaris Jenderal PBB itu.

Dukungan Merkel
Dari Jerman, Kanselir A­ngela Merkel menyatakan dukungannya terhadap persatuan Spanyol saat berbicara melalui sambungan telepon dengan Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy. “Merkel menyatakan dukungan penuhnya terhadap persatuan Spanyol dan berharap kedua pihak berdialog untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan konstitusi Spanyol,” ungkap juru bicara Merkel, Steffen Seibert.

Pekan lalu, Seibert menolak berkomentar mengenai keke­rasan yang dilakukan polisi Spanyol terhadap peserta re­ferendum yang menyebabkan ratusan orang terluka. Dia juga menegaskan bahwa Merkel sama sekali tidak berniat menjadi mediator krisis di Spanyol. (AFP/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya