Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Mencari Cinta dan Harta di Negeri Ginseng

(AFP/Haufan Hasyim Salengke/I-4)
05/10/2017 01:01
Mencari Cinta dan Harta di Negeri Ginseng
(AFP PHOTO / JUNG Yeon-Je)

BANYAK cara untuk bisa keluar dari perangkap kemiskinan. Salah satunya ialah dengan mencari pasangan hidup yang sudah mapan. Gadis Vietnam Huynh Thi Thai Muoi, 23, menuturkan kisahnya memulai kehidupan baru di Korea Selatan (Korsel) dengan pria yang tidak dia kenal demi mengubah nasib hidupnya. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, Muoi yang tidak bisa berbahasa Korea memutuskan meninggalkan rumahnya di perdesaan Vietnam menuju Korsel. Dia tidak tahu banyak tentang kehidupan di ‘Negeri Ginseng’. Namun, perempuan putus sekolah itu nekat merantau untuk mencari cinta.

Muoi mengharapkan sebuah kehidupan baru yang lebih sejahtera dengan sang suami yang berumur hampir dua kali usianya. “Saya ingin kehidupan yang baru. Saya ingin menghadapi tantangan dan membuktikan apakah saya bisa berkembang atau tidak,” urainya. Dia diperkenalkan ke Kim Kyeong-Bok, bujangan berusia 43 tahun, melalui sepupunya yang juga menikahi pria Korsel. Pasangan Muoi-Kim kemudian menikah hanya beberapa hari setelah pertemuan pertama mereka. Di Korsel, Muoi ialah satu dari sekitar 40 ribu pengantin Vietnam di ‘Negeri Ginseng’. Para perempuan Vietnam tersebut hijrah ke Korsel untuk mencari cinta sekaligus tiket keluar dari kemiskinan.

Di antara mereka, banyak yang hanya mengenal Korsel lewat grup band K-pop dan film drama Korea. Namun, untung bagi Muoi, kehidupan barunya di Kota Gwangju bersama sang suami sejauh ini telah melampaui harapannya. “Suamiku sangat mencintaiku, bahkan lebih dari yang ku harapkan,” kata dia tersipu. Meskipun pasangan itu menghadapi kendala dalam hal bahasa, Kim dengan sabar mengajarinya berbelanja dan memasak. Pria Korsel itu berharap dia bisa menjalin pertemanan dengan warga setempat di pusat-pusat komunitas terdekat.

“Ketika pertama kali bertemu dengannya, saya berpikir ‘inilah perempuan yang akan menjadi istri saya’. Saya bahagia,” tutur Kim. Sebelum bertemu Muoi, dia telah menolak seorang gadis Vietnam lainnya. Gadis tersebut juga dikenalkan untuk menjadi pengantinnya. Nasib Muoi jauh lebih baik jika dibandingkan dengan gadis-gadis Vietnam lainnya. Di ‘Negeri Ginseng’, banyak perempuan Vietnam harus meneteskan air mata karena kehidupan baru yang mereka impikan tidak sesuai kenyataan. Ribuan telah kembali ke kampung halaman dengan pengalaman bercerai. Menurut Direktur Korea Center for United Nations Human Rights Policy Youn Sim Kim, perempuan-perempuan itu tidak memiliki informasi yang memadai tentang calon suami mereka dan kehidupan di Korsel. (AFP/Haufan Hasyim Salengke/I-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya