Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Penelitian Biokimia Berbuah Nobel

(The Royal Swedish Academy of Sciences/AFP/Arv/I-1)
05/10/2017 00:45
Penelitian Biokimia Berbuah Nobel
(AP Photo/Frank Augstein)

HADIAH Nobel dalam bidang Kimia 2017 diberikan kepada trio Jacques Dubochet, Joachim Frank, dan Ri­chard Henderson, Rabu (4/10), untuk kiprah mereka dalam pengembangan miskroskop cryo-electron, sebuah metode yang lebih menyederhanakan dan memperbaiki pencitraan biomolekul. Metode ini telah meningkatkan biokimia ke era baru, dan kita mungkin bisa segera memiliki gambar rinci tentang mesin kehidupan yang kompleks dalam resolusi atom. Terobosan ilmiah sering kali dibangun di atas visualisasi objek yang berhasil tak terlihat mata manusia. Namun, peta biokimia telah lama diisi dengan ruang kosong karena teknologi yang tersedia memiliki kesulitan menghasilkan gambar dari banyak mesin molekuler kehidupan. Mikroskop cryo-electron telah mengubah semua ini.

Namun, para periset tersebut sudah dapat membekukan biomolekul gerakan dan memvisualisasikan proses yang sebelumnya tidak mereka lihat. Dengan demikian, mereka mampu menentukan dengan baik untuk pemahaman dasar tentang unsur kimia dalam kehidupan dan untuk pengembangan obat-obatan. Mikroskop elektron lama diyakini hanya cocok untuk pencitraan benda mati karena berkas elektron yang kuat menghancurkan bahan biologis. “Namun, pada 1990, Ri­chard Henderson berhasil menggunakan mikroskop elektron untuk menghasilkan gambar tiga dimensi protein pada resolusi atom. Terobosan ini membuktikan potensi teknologinya,” ujar The Royal Swedish Aca­demy of Sciences dalam keterangan resmi mereka.

Frank, profesor biokimia di Columbia University, New York, membuat teknologinya berlaku umum. Ia mengembangkan metode pengolahan citra antara 1975 dan 1986. Melalui metode ini, gambar dua dimensi elektron dianalisis dan digabungkan untuk mengungkapkan struktur tiga dimensi yang tajam. Sementara itu, Jacques Dubochet menambahkan air ke mikroskop elektron. (The Royal Swedish Academy of Sciences/AFP/Arv/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya