Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Jalan Terjal Regulasi Senjata di Kongres AS

Haufan Hasyim Salengke haufan_hasyim @mediaindonesia.com
05/10/2017 00:16
Jalan Terjal Regulasi Senjata di Kongres AS
(AP Photo/Pablo Martinez Monsivais)

RENTETAN kasus penembakan yang memakan banyak korban di Amerika Serikat (AS) membuat regulasi senjata yang saat ini dianut negara itu kian disorot. Hal itu mencuat lagi terutama setelah insiden penembakan di Las Vegas yang menewaskan 59 orang dan melukai sedikitnya 527 lainnya. Namun, diskusi mengenai isu senjata tampaknya masih akan alot. Partai Republik, yang dikenal sangat prokebebasan kepemilikan senjata, berkeras dengan sikap tradi­si­onal mereka, sedangkan Partai Demokrat menuntut aksi untuk mengatasi kekerasan dengan senjata.

Saya pikir ini terlalu dini untuk itu (mengadakan diskusi kebijakan senjata),” ujar Senator Pat Roberts ketika ditanya wartawan. “Saya benar-benar tidak tahu apa itu akan berhasil,” timpal anggota Senat AS lainnya, John Thune. “Sulit mencegah apa pun dalam sebuah masyarakat yang terbuka.” Anggota parlemen di partai pendukung Presiden Donald Trump itu tampaknya akan menghambat langkah legislatif, jika terjadi, untuk mengekang kepemilikan senjata warga AS setelah penembakan di Las Vegas, paling mematikan dalam sejarah modern AS.

Tuntutan Demokrat
Partai Demokrat menuntut tindakan cepat dari para pemimpin Republik di Kong­res dan dari Gedung Putih untuk memperluas pemeriksaan latar belakang dalam penjualan perangkat yang mengubah senapan semiotomatis menjadi mesin pembunuh cepat seperti yang terjadi Las Vegas. “Saya telah meminta presiden mengundang kita semua, Demokrat dan Republik, untuk menghasilkan solusi yang masuk akal untuk menekan kekerasan dengan senjata,” kata Chuck Schumer, senator papan atas Demokrat. Namun, Partai Republik, yang secara tradisional bersekutu dekat dengan lobi prosenjata yang kuat, National Rifle Association (NRA), memandang diskusi soal itu masih dini. “Penyelidikan belum selesai dan sudah terlalu dini untuk mendiskusikan solusi legislatif jika ada,” kata Pemimpin Ma­yoritas Senat Mitch McConnell kepada wartawan.

NRA memang memiliki kekuatan besar di politik AS. Organisasi itu menggelontorkan dana US$54,4 juta sepanjang pemilu AS untuk memastikan calon dukungan mereka meraih kursi di Kong­res AS. Karena itu, tidak aneh jika upaya untuk memberlakukan aturan pembatasan kepemilikan senjata api akan selalu gagal disetujui Kongres AS. Sebuah rancangan undang-undang populer yang disponsori Senator Republik Pat Toomey dan Senator Demokrat Joe Manchin untuk memperluas pemeriksaan latar belakang terhadap hampir semua penjualan senjata gagal lolos di Senat pada April 2013, beberapa bulan setelah terjadi penembakan yang menewaskan 20 pelajar sekolah dasar di Connecticut.

Sementara itu, kekasih Stephen Paddock, pelaku penem­bakan Las Vegas, kemarin, kembali ke AS dari Filipina. Marilou Danley, langsung disam­but agen FBI di bandara. Perempuan 62 tahun itu akan diinterogasi untuk mengetahui motif Paddock melakukan penembakan yang menewaskan 58 orang dan menyebabkan lebih dari 500 lainnya terluka. Meski akan diinterogasi FBI, Danley dipastikan tidak di­tahan. Dia masuk kategori person of interest dan masih bebas dari tahanan. Danley berada di Filipina ketika Paddock melepaskan tembakan menggunakan senapan serbu dari kamarnya yang berada di lantai 32 hotel di Las Vegas ke arah para penonton konser yang di dekat hotel tempat dia menginap. Selain ditanyai mengenai motif aksi Paddock, Danley juga akan ditanyai mengenai uang sebesar US$100 ribu yang dikirimkan Paddock kepadanya. (AFP/Ire/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya