Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Keramahan Houston Pascabadai Harvey

(AP/Irene Harty/I-2)
07/9/2017 23:46
Keramahan Houston Pascabadai Harvey
(AFP/ Justin Sullivan)

BOB Janak, 71, Kamis (7/9) kembali ke rumahnya yang rusak diterjang badai Harvey untuk pertama kalinya. Pekan penuh derita dilaluinya di motel sembari menunggu banjir yang melanda kediamannya surut. Saat tiba di rumahnya, Janak melihat ada kerumunan orang. Mereka bukan pencuri atau penjarah. Mereka adalah relawan yang membantu membersihkan rumah peternakan sederhana dan terpencil di Magnolia itu.

Para relawan mendorong gerobak berisi karpet dan drywall basah. Mereka juga mengumpulkan setumpuk barang basah yang bisa diselamatkan di halaman depan rumahnya. "Saya mencoba membantu, tapi cukup jelas saya baru saja menghalangi," kata Janak sambil tertawa. "Mereka luar biasa, saya sangat tersentuh." Bagi penduduk Houston, badai Harvey sebenarnya memunculkan kebaikan bukan penderitaan.

Kejahatan dan oportunisme yang sering terjadi pascabadai besar menjadi tidak penting, setidaknya untuk saat ini. Sangat berbeda dengan hari-hari setelah Badai Katrina yang dilaporkan penuh tembakan, penjarahan, dan kekerasan di New Orleans. Petugas penyelamat dari negara bagian lain mengatakan badai Harvey yang menewaskan 70 orang mendatangkan keramahan lebih besar dari yang pernah mereka lihat sebelumnya.

"Ini adalah wajah Houston, orang-orang yang memberi semangat," kata Bill Baldwin, seorang agen real estat Harvey Relief Hub, sebuah tempat pemberhentian yang mengirimkan relawan untuk menyuplai korban badai segala kebutuhan dari sampo sampai sepatu kering. "Kebaikan sebenarnya dari cerita badai." imbuhnya. Bentuk kebaikan pun beragam. Tetangga mengarungi banjir dengan warga tua di pelukan, armada pelaut akhir pekan yang menyusuri pintu ke pintu untuk menyelamatkan orang asing, pesta barbeque mendadak bagi para pengungsi yang letih, atau orang-orang berbaris di pusat kota Houston, untuk menjadi relawan.

Warga asli Houston, Andrew White masih berduka atas meninggalnya ayahnya, mantan Gubernur Texas Mark White, saat badai datang. Akan tetapi dia tidak ragu menggunakan kapal nelayan setinggi 16 kaki miliknya, 'Texas Navy' untuk menyelamatkan orang-orang. "Saya bukan pahlawan, saya hanya punya kapal," kata White. "Itulah yang terjadi di seantero Houston." Dan Gannon, koordinator relawan Gereja St.John the Divine, mengaku sudah biasa mengirim relawan untuk membersihkan rumah atau membawa makanan.

Selain ke rumah, beberapa relawan meminta bantuan di media sosial melalui gereja atau pusat komunitas. "Sejujurnya, Houston membuat Amerika terlihat bagus. Saya berharap negara lain akan menanggapi krisis seperti ini," imbuhnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya