Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
SEJUMLAH tokoh lintas agama di Indonesia yang tergabung dalam Inter-Religious Council (IRC) mengeluarkan sikap bersama yang mengecam tindak kekerasan aparat keamanan Myanmar terhadap etnik Rohingya di Rakhine, Myanmar. Tujuh tokoh IRC yakni Din Syamsuddin mewakili Muhammadiyah, Anwar Abbas (MUI), Philip Wijaya (Buddha), Bhikku Cihajaya (Buddha), Muhyidin Jumadi (Islam), Nyoman Udayana (Hindu), dan Uung Sendana (Konghucu) sepakat bahwa tindak kekerasan terhadap orang Rohingya adalah kejahatan luar biasa atas kemanusiaan.
"Tindak kekerasan bersenjata tersebut bersifat pembersihan etnik," ujar Din Syamsuddin di kantor Center for Dialogue Cooperation among Civilisation (CDCC), Jakarta, Kamis (7/9). Uung Sendana menambahkan, pelaku pembantaian warga Rohingya harus diajukan ke Mahkamah Kriminal Internasional dan dihukum seadil-adilnya. Mereka mendesak ASEAN, OKI, dan PBB untuk melakukan langkah cepat, tepat, dan efektif untuk menghentikan kekerasan dan menciptakan perdamaian abadi di Rakhine atas dasar kemanusiaan, HAM, dan perdamaian, seperti juga diamanatkan dalam UUD 1945.
IRC juga menyerukan kepada segenap umat beragama untuk menolak dan mencegah masalah Rohingya masuk ke Tanah Air yang sampai menimbulkan kebencian, permusuh-an, dan pertentangan umat beragama.
Kiriman bantuan
Sementara itu, organisasi kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) kemarin menyatakan berencana mengirim kapal berisi kurang lebih 48.000 karung beras untuk membantu warga Rohingya. ACT juga sudah mendirikan Komite Nasional Solidaritas untuk Rohingya sejak dua tahun lalu. "Kami ingin mengulang bantuan kemanusiaan ke mereka seperti saat dulu di Somalia. Kami sudah ke Kementerian Pertanian untuk mengurus perizinan kapal," ungkap Vice Executive President ACT Syuhelmaidi Syukur dalam diskusi Ikatan Alumni Universitas Indonesia di Sekretariat ILUNI, Jakarta.
"KNSR sudah tersebar di 32 provinsi dan sejauh ini sudah empat provinsi menyatakan siap menerima pengungsi Rohingya yakni NAD, Kepulauan Riau, Sumatra Barat, dan Medan, Sumatra Utara," jelasnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved