Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Intelijen Korsel Akui Manipulasi Pemilu

(AFP/Arv/I-2)
05/8/2017 00:45
Intelijen Korsel Akui Manipulasi Pemilu
(AFP/JUNG YEON-JE)

BADAN intelijen Korea Selatan (Korsel) mengakui mereka berupaya memanipulasi para pemilih dalam upaya memastikan partai konservatif memenangi pemilu parlemen dan pemilu presiden. Tim penyelidik internal Badan Intelijen Nasional (NIS), Jumat (4/8), mengonfirmasi bahwa Unit Perang Siber NIS mengorganisasi dan mengoperasikan hingga 30 tim selama lebih dari dua tahun menjelang Pemilu 2012. NIS juga mempekerjakan pakar internet sipil dan berusaha memengaruhi opini pemilih lewat unggahan di berbagai portal berita dan Twitter.

"Tim-tim itu ditugaskan menyebarkan opini propemerintah dan menekan pandangan antipemerintah dengan mengecap pandangan-pandangan itu sebagai pro-Korea Utara yang berusaha mengganggu keamanan negara," ungkap tim penyelidik itu. Kala itu, Korsel dipimpin Presiden Lee Myung-bak dari partai konservatif. Dalam pemilu pada Desember 2012, Park Geuh-hye, juga dari partai konservatif, meraih kemenangan. Dia mengalahkan calon dari partai liberal, Moon Jae-in.

Moon kemudian memenangi pemilu pada Mei tahun ini setelah Park dimakzulkan terkait dengan tuduhan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Moon menegaskan dirinya akan mereformasi NIS untuk mencegah badan itu ikut campur dalam pemilu dan memastikan mereka fokus pada pengumpulan dan analisis data intelijen terkait dengan Korut dan masalah luar negeri lainnya.

Seorang juru bicara partai konservatif yang berganti nama menjadi Liberty Korea, Jumat (4/8), menuding penyelidikan terhadap NIS itu berbau politis. "NIS mengatakan mereka akan menjauhkan diri dari politik. Namun, mereka kembali terjun ke politik dengan memulai penyelidikan ini," ungkap Kang Hyo-sang, juru bicara Liberty Korea.

Mantan Direktur NIS Won Sei-hoon saat ini sedang diadili untuk kedua kalinya atas tuduhan melakukan kampanye hitam daring terhadap Moon setelah tuduhan sebelumnya ditolak. Namun, penyelidikan yang digelar NIS kali ini menunjukkan bahwa upaya manipulasi pemilih ternyata lebih besar daripada sekadar aksi Won seorang.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya