Tiongkok Lakukan Provokasi di Laut China Timur

(AFP/Ihs/I-3)
02/8/2017 23:16
Tiongkok Lakukan Provokasi di Laut China Timur
(AFP PHOTO / STR / China OUT)

KAWASAN Asia Timur kembali memanas pekan ini. Situasi yang tidak kondusif itu bukan dipicu aksi provokatif Korea Utara (korut) di Semenanjung Korea, melainkan aksi Tiongkok di Laut China Timur. Berbeda dengan Laut China Selatan yang diperebutkan Tiongkok dengan sejumlah negara Asia Tenggara, Laut China Timur menjadi sengketa antara Beijing dan Tokyo. Kedua negara sama-sama mengklaim kepulauan di Laut China Timur. Jepang mengklaim Pulau Senkaku masuk wilayah kedaulatan mereka. Tokyo secara reguler mengirim kapal patroli ke kepulauan tersebut.

Sementara itu, Tiongkok berkeras menyebut Pulau Senkaku atau Diaoyu adalah milik mereka. Kendati dikecam, Beijing tetap melakukan pengeboran sumber daya minyak dan gas di pulau sengketa tersebut. Sekarang, persoalan Laut China Timur kembali memanas setelah Tiongkok pada Rabu (2/8) berkeras aktivitas minyak dan gas yang mereka lakukan di perairan tersebut termasuk di wilayah yurisdiksi mereka. "Kegiatan minyak dan gas Tiongkok di Laut China Timur semuanya berada di wilayah maritim yang tidak dapat disangkal lagi di bawah yurisdiksi Tiongkok. Isu yang disebut 'eksploitasi sepihak' tidak pernah terjadi," ujar Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Tiongkok dalam sebuah pernyataan.

Sehari sebelumnya, Selasa (1/8), juru bicara pemerintah 'Negeri Sakura' Yoshihide Suga menyampaikan penyesalan terhadap Tiongkok yang secara sepihak melanjutkan kegiatan pengembangan dengan kapal pengeboran di dekat garis tengah yang memisahkan zona ekonomi eksklusif (ZEE) kedua negara. Yoshihide mengatakan Jepang pada akhir bulan lalu juga telah mengajukan protes terkait dengan aktivitas kapal 'Negeri Tirai Bambu' di perairan tersebut. Jauh sebelumnya terkait dengan kepulauan sengketa, Tokyo dan Beijing sempat menjalin kerja sama dalam mengeksplorasi sumber daya minyak dan gas di Laut China Timur pada Juni 2008. Dua tahun kemudian, kesepakatan tersebut dilanggar.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya