Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
KELOMPOK militan Maute memaksa anak-anak dan sandera berperang membantu mereka untuk mempertahankan Kota Marawi. Kelompok yang berafiliasi dengan Islamic State (IS) itu telah bertempur selama tujuh pekan melawan tentara Filipina. "Beberapa ekstremis masih remaja. Mereka mungkin telah direkrut dan dilatih menggunakan senjata saat masih anak-anak," kata juru bicara militer Filipina, Brigadir Jenderal Restituto Padilla. Padilla melanjutkan anak-anak dan warga sipil yang terpaksa mengangkat senjata tidak bisa dikesampingkan.
"Betapapun mengganggu, tentara kita melakukan yang terbaik untuk menghindari jatuhnya korban anak-anak yang telah mereka rekrut," jelasnya kepada para wartawan Filipina. Kelompok Maute, tak lama setelah merebut Marawi, mengambil puluhan sandera termasuk seorang pastor Katolik. Padilla memperkirakan sebagian dari sekitar 300 warga sipil lainnya yang masih terjebak di kota itu ikut tertawan. Sebelumnya, militer Filipina mengungkapkan sejumlah warga sipil telah dipaksa untuk membantu anggota kelompok Maute membawa persediaan dan amunisi, menangani luka mereka, dan membantu mereka menjarah kota tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved