Headline
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
JUMLAH korban tewas akibat hujan lebat dan banjir bandang di selatan Jepang bertambah menjadi 18 orang. Saat ini tim penyelamat terus melanjutkan upaya pencarian untuk menemukan korban yang selamat dalam musibah itu.
Menurut pejabat setempat, situasi wilayah Kyushu yang terletak di bagian selatan dari empat pulau utama di Jepang tampak terbengkalai setelah sungai meluap dan hujan deras berkepanjangan. Luapan air telah menyapu jalan, rumah, dan sekolah-sekolah.
Petugas penyelamat telah mengevakuasi ribuan orang ke tempat-tempat penampungan darurat di gym sekolah dan bangunan-bangunan umum. Meski begitu, masih banyak warga yang terdampar dan belum dapat dievakuasi.
Untuk menyelamatkan mereka, petugas-petugas dari layanan darurat tengah berjuang menembus lumpur dan hujan lebat agar bisa mencapai warga yang terdampar. Di gambar siaran televisi yang diambil dari ketinggian terlihat sungai-sungai meluap hebat dan menghancurkan petak-petak tanah pertanian, menggulingkan rumah-rumah warga, dan menyapu berbagai prasarana jalan raya.
Kantor berita NHK melaporkan hingga kemarin lebih dari 500 orang masih terisolasi. Mereka tidak bisa dijangkau petugas penyelamat karena sejumlah jembatan ambruk diterjang arus air sungai yang deras. Tidak hanya itu, tanah berlumpur tebal di lereng-lereng bukit yang curam juga ikut menghambat penyelamatan. “Pemerintah melakukan upaya yang terbaik untuk memulihkan mereka yang hilang atau terdampar,” kata Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga dalam konferensi pers yang digelar pada akhir pekan.
Di sisi lain, para pejabat di Prefektur Fukuoka dan Oita mengatakan sebanyak 18 orang telah dikonfirmasi tewas. Sebanyak 27 warga lainnya dinyatakan hilang atau tidak dapat dijangkau. Masih terkait dengan jumlah korban tersebut, Suga menjelaskan saat ini lima orang berada dalam kondisi kritis. Pemerintah, lanjutnya, masih berusaha memastikan apakah luka-luka mereka akibat cuaca buruk atau karena hal lain.
Di sisi lain, siaran televisi lainnya menunjukkan sebuah helikopter penyelamat tertahan di sebuah heliport. Hal itu terjadi karena helikopter tersebut tidak dapat terbang akibat hujan deras. Siaran-siaran televisi juga menayangkan sejumlah warga yang berdoa untuk keselamatan anggota keluarga mereka yang hingga kini belum dapat dievakuasi. Dalam musibah banjir di Kyushu, hujan selama 12 jam pertama telah menggenangi permukiman setinggi setengah meter. Hujan terus turun meski intensitasnya mulai berkurang. Di Fukuoka, petugas mencatat tingi genangan air mencapai 22 cm dalam 72 jam terakhir. Badan cuaca Jepang, kemarin, memperingatkan hujan lebat dan tanah longsor akan berlanjut di utara Kyushu. (AFP/Hym/I-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved