Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Puluhan Jenazah Ditemukan

09/6/2017 06:50
Puluhan Jenazah Ditemukan
(AFP/YE AUNG THU)

ANGKATAN Laut dan tim penyelamat Myanmar, kemarin, menemukan mayat dan puing-puing pesawat yang membawa lebih dari 120 penumpang di Laut Andaman.

Insiden ini yang terbaru dalam sejarah bencana penerbangan militer yang suram di seluruh dunia.

Pesawat buatan Tiongkok, Shaanxi Y8, membawa puluhan tentara dan lebih dari 70 kerabat prajurit, termasuk 15 anak-anak, hilang di atas Laut Andaman.

Potongan-potongan pesawat dan 10 mayat ditemukan di pantai barat daya Myanmar pada keesokan harinya.

Militer mengatakan pesawat dipiloti Letnan Kolonel Nyein Chan, yang memiliki jam terbang lebih dari 3.000 jam.

Militer juga mengatakan pesawat yang jatuh itu dikirimkan pada 2016 dan memiliki jam terbang 809 jam.

Myanmar membeli pesawat dari Tiongkok selama masa isolasi yang diterapkan Barat terhadap junta militer negeri itu.

Sementara itu, ratusan kerabat korban menunggu di tepi pantai San Hlan di selatan Myanmar menunggu jenazah korban kecelakaan pesawat itu ditarik ke darat.

Komandan penyelamatan pesawat itu mengatakan 10 mayat termasuk lima anak telah ditarik ke darat sejak boat angkatan laut menemukan reruntuhan pesawat itu di lepas pantai Kota Dawei kemarin pagi.

Seorang sumber polisi setempat mengatakan jumlah korban yang ditemukan hampir 20 orang.

"Keluarga adik saya ada di pesawat itu, suami, anak dan dirinya," ungkap Kyaw Swar Myint, 44, dari Dawei.

"Kami mendengar helikopter sekarang membawa sekitar 20 jenazah ke pantai. Jadi kami menunggu di sini," sambungnya.

Seorang anggota militer mengatakan arus yang kuat membuat boat tidak dapat mendekati pantai.

Akibatnya, banyak jenazah harus diangkat dengan helikopter.

Militer Myanmar dilaporkan mengalami sejumlah kecelakaan armada pesawatanya dalam beberapa tahun terakhir.

Seorang eksekutif di kementerian penerbangan mengatakan banyak armada pesawat militer telah usang.

"Angkatan udara Myanmar sangat buruk dalam soal keselamatan," ujar pejabat yang tidak mau disebut namanya itu.

Negara itu telah dihinggapi serangkaian kecelakaan pesawat skala kecil dalam beberapa tahun terakhir, termasuk sebuah kecelakaan pesawat udara yang menewaskan lima orang pada 2016.

Pada 25 Desember 2016, pesawat Rusia Tupolev Tu-154 membawa 92 orang, termasuk lebih dari 60 anggota Paduan Suara Tentara Merah, jatuh setelah lepas landas dari kota Sochi, tempat pesawat tersebut berada mengisi bahan bakar dalam perjalanan ke Suriah.

30 Juni 2015, 142 orang meninggal saat pesawat terbang Hercules C-130 milik militer Indonesia jatuh di kota Medan setelah lepas landas dari pangkalan udara terdekat.

Sebanyak 122 orang di pesawat tewas dan 20 lainnya tergeletak di tanah. (AFP/Hym/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya