Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Skandal Pemilu AS Lampaui Watergate

(AFP/Ire/I-1)
08/6/2017 00:45
Skandal Pemilu AS Lampaui Watergate
(Mantan pejabat intelijen Amerika Serikat, James Clapper. AP Photo/Pablo Martinez Monsivais)

SKANDAL pemilu yang melibatkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Rusia bisa mengalahkan skandal Watergate, serangkaian skandal politik yang terjadi sekitar 1970-an dan akhirnya menjatuhkan Presiden Richard Nixon. Menurut mantan pejabat intelijen Amerika Serikat, James Clapper, yang bekerja di bawah kepemimpinan John F Kenndey hingga Barrack Obama, naluri profesionalnya selalu setia kepada presiden tanpa memandang asal partai.

Namun, Presiden AS Donald Trump ialah pengecualian. "Sekarang sebagai warga negara, saya sangat prihatin dengan serangan terhadap institusi kami yang berasal dari sumber eksternal (baca Rusia) dan sumber internal, presiden sendiri," kata Clapper menjelang sidang Senat di Washington, Rabu (7/6). "Watergate sungguh tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan yang sedang kita hadapi sekarang," lanjut Clapper yang tengah berada di Australia.

Pemerintah AS berada di pusaran penyelidikan yang terus meluas mengenai campur tangan Moskow dalam pemilihan presiden AS tahun lalu dan kemungkinan kolusi oleh tim Trump. Clapper pun bingung mengetahui tim Trump tampil sangat antusias ke pengadilan Moskow. "Saya melihatnya sebagai yang tidak dapat dijelaskan, saya tidak mengerti itu," katanya. Akan tetapi, titik dasar saat ini sangat penting bagi AS hingga dunia, kaum Republik hingga Demokrat.

Kepala FBI yang dipecat, James Comey, akan memberi kesaksian Kamis (8/6) sebagai saksi utama penyelidikan Komite Intelijen Senat soal dugaan intervensi atau tekanan Trump untuk menghentikan investigasi ke Rusia. Comey diperkirakan membantah klaim presiden bahwa dia tidak diselidiki FBI. "Saya pikir akan sangat penting untuk melihat perkataannya," tutur Clapper yang tidak menerima pemecatan Comey.

Media sosial dianggapnya menanam informasi palsu, mengatur berita palsu yang justru memperkuat berita tanpa disadari melawan dua kandidat. Tujuannya menabur keraguan, ketidakpuasan, dan perselisihan tentang sistem politik AS. Comey dikatakan telah membuat catatan rinci tentang tiga percakapan yang dia lakukan dengan Trump, yang kabarnya mendokumentasikan upaya presiden kepada FBI untuk meringankan investigasi kepada mantan Penasihat Keamanan Nasional, Michael Flynn.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya