Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Supermarket Dibanjiri para Pembeli Panik

(AFP/Indah Hoesin/I-3)
07/6/2017 01:45
Supermarket Dibanjiri para Pembeli Panik
(AP/DOHA NEWS)

SEJUMLAH supermarket di Doha, Qatar, mendadak dibanjiri para pembeli pada Senin (5/6). Antrean pembeli yang panik tampak mengular. Mereka membawa keranjang belanja yang dipenuhi barang-barang kebutuhan pokok di antaranya susu, beras, dan daging ayam. Antrean memanjang terjadi hanya selang beberapa jam setelah sejumlah negara Arab termasuk Arab Saudi dan Mesir menyatakan memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar.

Negara-negara Teluk itu menuding Qatar, negara yang kaya gas itu, telah mendukung kelompok ekstremisme dan terorisme termasuk menjalin hubungan dengan Iran di kawasan Timur Tengah. Satu dari ratusan pembeli yang mengantre tampak putus asa ialah Azir. Azir, seorang warga Sri Lanka, turut bergegas ke supermarket untuk berbelanja setelah diberi tahu keluarganya dari Sri Lanka. “Saya sedang tidur, tiba-tiba keluarga saya menelepon dan membangunkan saya dari Sri Lanka,” ujar Azir sambil mendorong troli yang penuh dengan popok untuk anak laki-lakinya yang berusia 18 bulan. “Saya kemari karena khawatir krisis,” tambahnya.

Pemutusan hubungan diplomatik dari sejumlah negara Teluk dan mengisolasi Qatar telah membuat produk-produk makanan impor dari negara-negara Timur Tengah tak lagi dapat masuk ke Doha. “Ini merupakan siklus yang membuat panik dan saya perlu membeli pasta,” ujar Ernest, warga Libanon sambil mendorong dua troli yang dipenuhi barang-barang dan turut mengantre di sebuah supermarket. Kepanikan serupa terjadi bukan hanya di Kota Doha tetapi melanda pula sejumlah kota di Qatar. Supermarket Monoprix yang terkemuka di Qatar pun dibanjiri para konsumen.

Tak mengherankan, para pegawai suparmarket mengaku bahwa dua hari terakhir sebagai hari-hari tersibuk yang pernah mereka jalani. Di beberapa supermarket sekitarnya, para pembeli juga berebut menguras barang-barang yang dipajang di rakrak toko. Pasalnya, mereka khawatir tidak mendapatkan barang-barang yang dibutuhkan. “Ini hanya kartu kuning, apa yang bisa mereka lakukan? Ini adalah salah satu negara terkaya di dunia,” ujar Denis, seorang warga Jerman yang meyakini bahwa krisis itu hanyalah badai sementara.

Untuk menghindari kepanikan ini meluas, otoritas Qatar telah mengeluarkan pernyataan bahwa pihaknya akan segera mengimpor produk-produk dari beberapa negara lainnya di luar yang memutuskan hubungan diplomatik. “Pemerintah Qatar akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk ...menggagalkan upaya untuk memengaruhi dan merugikan masyarakat dan ekonomi Qatar,” demikian pernyataan pemerintah Qatar. Kendati pemerintah Qatar berupaya mengatasi kelangkaan barang-barang dalam waktu dekat, masyarakat setempat mengaku tetap khawatir. (AFP/Indah Hoesin/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya