Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
SERANGAN udara yang dilakukan helikopter militer Filipina salah sasaran di Kota Marawi, Pulau Mindanao, Filipina, Kamis (1/6).
Serangan tersebut telah menewaskan 11 tentara Filipina dan beberapa prajurit lainnya terluka.
Juru bicara militer Filipina mengatakan situasi yang sulit dan kabut di Marawi membuat serangan terhadap kelompok militan yang berafiliasi dengan kelompok Islamic State (IS) menghadapi kendala.
Serangan udara dengan target milisi Marawi yang dikontrol penuh kelompok IS itu malah menyebabkan 11 tentara Filipina tewas.
"Ini sangat menyakitkan. Sangat menyedihkan telah menyerang pasukan sendiri," kata Menteri Pertahanan (Menhan) Filipina Delfin Lorenzana.
"Ini menyedihkan, tapi kadang kala terjadi dalam perang yang berkabut," ujar Lorenzana.
Dia mengakui serangan udara yang salah sasaran itu sangat disesalkan.
Di sisi lain, juru bicara militer Filipinan, Brigadir Jenderal Restituto Padilla, melaporkan tentara yang tewas dipastikan berjumlah 11 orang.
Sebelumnya pihak militer melaporkan 10 tentara tewas akibat kesalahan serangan udara itu.
Pertempuran di Marawi telah berlangsung hampir sepekan sejak diberlakukan darurat militer, tetapi masih belum menunjukkan perkembangan signifikan.
Namun, jumlah korban tewas terus bertambah menjadi 171 orang.
Sekitar 2.000 warga sipil juga masih terjebak dalam pertempuran antara pasukan pemerintah dan kelompok IS.
Militer Filipina sangat mengkhawatirkan kelompok IS akan bertahan dengan menggunakan tameng hidup warga sipil.
Menhan Lorenzana memperingatkan kemungkinan anggota IS lolos dan melarikan diri dari Marawi.
Namun, pihak militer telah membangun sejumlah pos yang mengepung Kota Marawi untuk mencegah anggota milisi IS melarikan diri.
"Kami mempunyai laporan mereka akan pergi ke beberapa kota di sekitar Marawi," jelas Lorenzana.
Dia memperkirakan ada sekitar 500 milisi IS saat pertempuran awal. Kini tinggal sekitar 50-100 orang yang masih berada di Marawi.
Menurut pihak militer setempat, sekitar 120 orang bersenjata telah tewas, sedangkan keberadaan 330 orang lainnya masih belum diketahui dan diduga telah melarikan diri meninggalkan Marawi.
Lorenzana menambahkan bahwa milisi IS yang tewas selain dari warga lokal, juga ada yang berasal dari Arab Saudi, Chechnya, Yaman, Malaysia, dan Indonesia.
Di tengah pertempuran yang masih berlangsung, pemerintah setempat berulang kali memperingatkan risiko warga sipil lokal akan menjadi korban serangan udara pasukan pemerintah.
"Kami terus-menerus menarik rantai komando, untuk menahan diri dari serangan udara," kata juru bicara Komite Manajemen Krisis Provinsi Mindanao, Zia Alonto Adiong.
Komite Palang Merah Internasional meminta dilakukan gencatan senjata demi kemanusiaan.
Namun, militer menegaskan tidak akan menghentikan serangan. (AFP/Ire/I-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved