Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
SETELAH menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Arab, Islam, dan Amerika di Riyadh, Arab Saudi, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terbang menuju Tel Aviv, Israel, untuk bertemu PM Israel Benjamin Netanyahu.
Dalam lawatan tersebut, Trump memiliki agenda bertemu dengan Netanyahu untuk membahas upaya perdamaian Israel-Palestina.
Selain itu, dia akan mengunjungi dua lokasi bersejarah di Jerusalem yang menjadi kota suci bagi umat Islam, Kristen, dan Yahudi.
Namun, Trump pernah me-lontarkan pernyataan yang dinilai akan mencederai proses perdamaian dengan solusi dua negara Israel dan Palestina.
Dia menyatakan mendukung Netanyahu yang ingin memindahkan ibu kota Israel dari Kota Tel Aviv, Israel, ke Jerusalem, Palestina.
Namun jelang bertemu dengan sekutu utamanya, Netanyahu melontarkan pernyataan yang sedikit mengejutkan.
Dia mengatakan Israel akan melakukan kebijakan yang dapat menguntungkan ekonomi Palestina sebagai upaya membangun kepercayaan.
Setelah bertemu Netanyahu, selanjutnya Trump akan bertemu dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas di Bethlehem, Tepi Barat.
Sebelumnya, Presiden 'Negeri Paman Sam' itu mengatakan bahwa setiap pemimpin akan menghadapi tantangan besar dalam upaya membawa wakil Israel dan Palestina bersama-sama melakukan perundingan yang signifikan.
Trump merasa optimistis kesepakatan akhir antara Israel dan Palestina akan dicapai.
"Ini merupakan sesuatu yang saya pikir sejujurnya mungkin tidak sesulit yang dipikirkan orang selama ini," ucap Trump saat bertemu Abbas di Washington, AS, dua pekan lalu.
Di sisi lain, mantan Duta Besar Indonesia untuk PBB Makarim Wibisono menegaskan bahwa konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel bukanlah konflik antaragama.
Sementara itu, Guru Besar Sejarah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Azyumardi Azra, mengatakan hingga saat ini masih terjadi konflik antarnegara Arab.
Dengan kondisi itu, posisi bangsa Palestina tetap sulit. (AFP/Ths/Ihs/I-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved