Kubu Nasionalis Minta Referendum

16/5/2017 04:45
Kubu Nasionalis Minta Referendum
(AFP)

PEMUNGUTAN suara di Inggris terkait dengan keluarnya negara itu dari Uni Eropa (UE) berimbas ke Irlandia.

Meskipun hampir dua dekade kedua negara mencapai kesepakatan damai, perdebatan tentang referendum pemisahan Irlandia muncul kembali.

Setelah Inggris memutuskan keluar dari UE atau Britain's Exit (Brexit) pada Juni 2016 silam, kelompok nasionalis Irlandia bereaksi meminta referendum.

Mereka menginginkan warga Irlandia Utara memberikan suara dalam reunifikasi Irlandia.

Seperti diketahui, saat re-ferendum untuk memilih apakah Inggris tetap bergabung dengan UE atau sebaliknya, seluruh penduduk Inggris, Irlandia, dan negara-negara persemakmuran memberikan hak pilih mereka.

Hasilnya, sekitar 52% memilih untuk keluar dari UE.

Namun, di Irlandia Utara sebagian besar pemilih justru menginginkan sebaliknya. Sebanyak 56% warga Irlandia Utara memilih agar Inggris tetap di UE.

Hal itu dijadikan alasan oleh kelompok nasionalis untuk memunculkan isu referendum pemisahan Irlandia dari Inggris.

Pelaksanaan referendum di Irlandia dimungkinkan jika mendapat persetujuan dari pemerintah Inggris.

Meski begitu, politikus Partai Nasionalis Irlandia Sinn Fein telah menyerukan pelaksanaan jajak pendapat dalam lima tahun ke depan.

"Brexit telah mengubah segalanya. Prospek utara diseret keluar dari UE. Hal ini bertentangan dengan keinginan demokratis warga dan menimbulkan ketakutan di seluruh spektrum politik," kata Fein.

Menteri Luar Negeri Irlandia Charlie Flanagan berpendapat pemungutan suara terkait dengan Brexit mungkin telah mendorong munculnya ide referendum pemisahan Irlandia.

Namun, lanjutnya, pelaksanaan referendum itu dipastikan tidak akan terlaksana saat ini.

"Saya tidak yakin sekarang waktu yang tepat untuk perdebatan tentang kebahagiaan Irlandia. Saya juga tidak yakin kita harus mengacaukan isu reunifikasi Irlandia dengan keluarnya Inggris dari UE," tutur Flanagan.

Saat Inggris keluar dari UE, satu-satunya perbatasan darat dengan UE ialah Irlandia Utara dan Republik Irlandia.

Saat ini, perbatasan itu dilalui dengan bebas.

Para pemimpin UE yang bertemu di Brussels bulan lalu mengatakan Irlandia Utara akan disambut jika ingin bergabung ke UE. (AFP/Ihs/I-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya